Tragedi Kanjuruhan, Korban Meninggal Dunia Capai 174 Orang

laga Arema FC vs Persebaya berakhir ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang.
Sumber :
  • twitter

VIVA Nasional - Tragedi kerusuhan yang terjadi usai pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Diketahui, total korban yang meninggal dunia akibat tragedi tersebut mencapai 174 orang.

Arema FC Langsung Tatap Laga Lawan PSS 

Berdasarkan data BPBD Jawa Timur

Update mengenai jumlah korban meninggal dunia itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak. Data tersebut diperoleh Emil melalui BPBD Jawa Timur sekitar pukul 10.30 WIB.

Pesan Widodo Untuk Pemain Arema FC Usai Kalah Dari Rival 

Luka Berat 11 Orang

Selain itu, Emil menyebut korban luka berat yang tengah menjalani perawatan mencapai 11 orang dan korban luka ringan yang terdata sebanyak 298 orang.

Widodo Beri Motivasi Pemain Arema FC Usai Takluk Dari Persebaya

Diberitakan sebelumnya, tragedi Kanjuruhan usai laga Persebaya Surabaya versus Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, memakan korban jiwa ratusan orang, dua di antaranya dari Kepolisian RI.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Arema vs Persebaya

Photo :
  • (Foto AP/Yudha Prabowo)

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, menjelaskan insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula ketika laga antara Persebaya kontra Arema FC berakhir dengan skor 3-2 untuk Persebaya. Karena jagoannya kalah, suporter kemudian turun dan merangsek masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaan dan mengejar pemain dan official Arema FC. Tim Persebaya Surabaya buru-buru dievakuasi petugas dengan kendaraan taktis.

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Saat itulah massa panik danĀ  mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak.

"(Pihak) pengamanan melakukan upaya pencegahan dan upaya pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan dan mengejar para pemain. Dalam prosesnya itu, dilakukan upaya pencegahan sampai dikeluarkan gas air mata, karena sudah anarkis, mereka menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya kena gas air mata," ujar Irjen Nico.

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya