Data Terbaru Kapolri: Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan 125 Orang

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sumber :
  • istimewa

VIVA Nasional – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan korban meninggal dunia akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang hingga saat ini berjumlah 125 orang. Hal tersebut disampaikan Sigit dalam konferensi pers di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Anggota Polresta Manado Ditemukan Tewas di Mampang Sedang Cuti

Sigit memastikan hal tersebut sudah data terbaru. Sebab sebelumnya sempat terjadi simpang siur karena ada data yang tercatat ganda.

"Saat ini, jumlah meninggal dunia dari awal hingga data terakhir dari hasil pengecekan tim DVI jumlahnya 125, karena ada yang tercatat ganda," ujar Sigit kepada wartawan, Minggu, 2 Oktober 2022.

Polisi Ditemukan Tewas di Mampang Jaksel dengan Luka Tembak di Kepala

Laga Arema FC vs Persebaya berakhir ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang.

Photo :
  • twitter

Sigit menjelaskan, pihaknya telah membawa sejumlah jajaran mulai dari Bareskrim Polri, Propam Polri, Pusdokkes Polri, Inafis hingga Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) untuk melakukan investigasi tragedi ini yang menewaskan ratusan orang tersebut.

Kata Mabes Polri Soal Anggota Polresta Manado Tewas Luka Tembak di Kepala

"Hasilnya akan kami sampaikan ke seluruh masyarakat," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, tragedi Kanjuruhan usai laga Persebaya Surabaya versus Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, memakan korban jiwa ratusan orang, dua di antaranya dari pihak Kepolisian RI. 

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula ketika laga antara Persebaya kontra Arema FC berakhir dengan skor 3-2 untuk Persebaya. Karena jagoannya kalah, suporter kemudian turun dan merangsek masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaan dan mengejar pemain dan official Arema FC. Tim Persebaya Surabaya buru-buru dievakuasi petugas dengan kendaraan taktis.

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Saat itulah massa panik dan  mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak.

"(Pihak) pengamanan melakukan upaya pencegahan dan upaya pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan dan mengejar para pemain. Dalam prosesnya itu, dilakukan upaya pencegahan sampai dikeluarkan gas air mata, karena sudah anarkis, mereka menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya kena gas air mata,"  ujar Irjen Nico.

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya