Tim Komnas HAM ke Malang Cari Bukti-bukti Tragedi Kanjuruhan

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam
Sumber :
  • Dok Komnas HAM

VIVA Nasional – Komnas HAM menerjunkan tim investigasi untuk mengusut tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tim investigasi Komnas HAM telah berangkat ke Malang, Jawa Timur, pada Senin pagi, 3 Oktober 2022.

Komnas HAM Laporkan Ratusan Kasus HAM di Papua pada 2023 kepada Menko Polhukam

Menurut Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, lembaganya akan meminta keterangan dari para Aremania hingga keluarga korban terkait peristiwa di Stadion Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Keterangan tersebut untuk memperkuat bukti yang telah dikantongi Komnas HAM.

"Rencana ketemu kelurga korban, Aremania, dan lain-lain; mengonfirmasi dan meminta keterangan dari bukti-bukti yang kami miliki," ujarnya.

Hak Disabilitas, Kematian Petugas hingga Netralitas Aparat dalam Pemilu Disorot Komnas HAM

Ilustrasi tragedi Stadion Kanjuruhan

Photo :
  • Foto AP/Yudha Prabowo

Ratusan orang meninggal dunia buntut kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu pekan lalu. Kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC vs Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3. Laga derby Jawa Timur tersebut dimenangkan oleh Persebaya.

KPU Bantah Catatan Komnas HAM soal Surat Suara Penyandang Disabilitas Tak Ada Huruf Braille

Sejumlah suporter Aremania yang tak terima atas kekalahan timnya merangsek masuk ke lapangan. Aparat kemudian menghalau para suporter dengan menembakkan gas air mata. Berkali-kali gas air mata ditembakkan ke arah bangku penonton.

Lokasi kerusuhan tragedi kanjuruhan.

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya (Malang)

Akibatnya, para penonton berhamburan keluar stadion. Para penonton yang panik kemudian berdesakan untuk bisa ke luar stadion hingga menimbulkan ratusan korban jiwa. Mayoritas korban meninggal karena kehabisan nafas dan terinjak-injak saat mencoba keluar dari stadion.

Polisi menyebut korban tewas akibat peristiwa tersebut sebanyak 125 orang, sedangkan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mendapat data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahwa korban tewas 131 orang (sebelumnya disebut 174 orang, lalu dikoreksi karena diketahui ada data ganda).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya