Komnas HAM: LIB dan PSSI Harusnya Pastikan Pertandingan di Kanjuruhan Berjalan dengan Baik

Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, M. Choirul Anam.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA Nasional – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengatakan bahwa pihak pengawas dalam pertandingan sepak bola antara Arema FC vs Persebaya Surabaya harusnya memastikan pertandingan berjalan dengan baik sebelum hari H.

Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam mengatakan, pihak yang harusnya mengawasi dan memastikan pertandingan tersebut berjalan dengan baik adalah LIB dan PSSI. Anam juga menyebut bahwa dua hari sebelum hari H sudah ada pengawas dari LIB dan PSSI yang datang ke stadion Kanjuruhan.

"Termasuk juga sistem pengawasan, itu kan ada pengawas yang datang dua hari H-2 yang melihat bagaimana, mengecek jalannya pertandingan itu akan berlangsung. Dalam konteks ini LIB atau PSSI yang pengawas internalnya datang ke sana harusnya memastikan bahwa penyelenggaraannya berjalan dengan baik," ujar Anam kepada wartawan, Senin, 10 Oktober 2022.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Arema vs Persebaya

Photo :
  • (Foto AP/Yudha Prabowo)

Oleh sebab itu, kata Anam, pihaknya akan mendalami soal pengawasan yang dilakukan oleh LIB dan PSSI sebelum Arema FC vs Persebaya bertanding.

"Itu yang juga didalami, karena enggak bisa kasus ini hanya dilihat sepotong-sepotong, ya harus lengkap termasuk juga pengawasan yang dilakukan oleh PSSI. Oleh perangkat PSSI atau perangkat lead yang datang dua hari sebelum hari H," kata Anam.

Sebelumnya diberitakan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendapat informasi soal gas air mata yang digunakan oleh aparat di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Gas air mata itu ternyata kadaluwarsa dan pihak Komnas HAM sedang melakukan penyelidikan terkait hal itu. 

"Soal kadaluwarsa itu informasinya memang kita dapatkan, tapi memang perlu pendalaman," ujar Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam kepada wartawan, Senin 10 Oktober 2022.

Komisoner Komnas HAM, M Choirul Anam

Photo :
  • VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham

Anam juga menyebut bahwa pemicu utama tragedi di Stadion Kanjuruhan itu adalah gas air mata. Adanya dugaan tersebut berdasarkan penyelidikan dengan instansi terkait di lokasi kejadian. Termasuk, dengan mewawancarai sejumlah saksi hidup.

"Pemicu utama tragedi Kanjuruhan adalah memang gas air mata yang menimbulkan kepanikan sehingga banyak suporter atau aremania yang turun berebut untuk masuk (ke) pintu keluar, berdesak-desakan dengan mata yang sakit, dada yang sesak, susah nafas dan sebagainya," ucap Anam.

Lebih lanjut, Anam mengatakan, dinamika di lapangan menjadi kian pelik saat suporter yang tengah berdesak-desakan dengan oksigen yang minim, dihadapkan dengan pintu yang kecil untuk keluarnya ribuan suporter.

"Sedangkan pintu yang terbuka juga pintu kecil, sehingga berhimpit - himpitan kayak gitu lah yang sepanjang hari ini yang menyebabkan kematian," kata dia.

Anam menambahkan, riuhnya suporter yang seharusnya terkendali justru malah menimbulkan huru-hara baru saat ditembakkannya gas air mata. 

"Kalau kita lihat dengan cermat, terkendali sebenarnya, itu terkendali tapi semakin memanas ketika ada gas air mata, nah gas air mata inilah yang penyebab utama adanya kematian bagi sejumlah korban," tegasnya.

Alasan Cerezo Osaka Tolak Lepas Justin Hubner ke Indonesia U-23
Tim gabungan TNI/Polri mengevakuasi jenazah korban penembakan OPM di Homeyo, Kab

Jenderal Kopassus di Balik Operasi Rebut Homeyo, Refly Harun Bungkam Irma Nasdem

Tangan dingin jenderal Kopassus yang memimpin operasi perbutan distrik Homeyo dari OPM menuai sorotan. Refly Harun sebut anggota DPR harusnya oposisi ke pemerintah

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024