Kesaksian Fans Aremania Asal Probolinggo, Kaki Patah Akibat Terjepit Pagar

Kerumunan di lapangan stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur
Sumber :
  • Twitter@ProfanityNewz

VIVA Nasional – Tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu menyebabkan ratusan orang mengalami cacat fisik, hingga meninggal. Bahkan, peristiwa itu disebut paling mengerikan sepanjang sejarah sepakbola. 

Terinspirasi dari Keluarga Temannya, Mantan Pemain Real Madrid Masuk Islam

Sebuah kesaksian pilu atas Tragedi Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, diungkapkan oleh Bintang Kurniawan Antoro (19), seorang fans Aremania, warga Dusun Krajan RT 07 RW 02, Desa Maron Wetan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo

Kurniawan menceritakan, pada waktu itu menyaksikan langsung ketika seorang temannya meninggal dunia. Dirinya selamat dari insiden tersebut namun kakinya mengalami patah tulang bagian kanan dan kiri. 

Legenda Sepakbola Brasil Romario Umumkan Comeback di Usia 58 Tahun

Korban berangkat ke Kanjuruhan Malang, bersama kedua orang temannya dan kemudian duduk di tribun 10, yaitu Rifki Dwi Yulianto (19) (korban meninggal) dan Muh Busthomi (19) (korban luka) dari desa yang sama. 

Sebelum kejadian atau terjadinya tembakan gas air mata, di tribun yang ditempati bersama temannya masih tertib tanpa ada keributan atau desak-desakan penonton yang didominasi Aremania. 

Hartono Bersaudara, Pemilik Klub Sepak Bola Italia Terkaya

Kesaksian fans aremania asal Probolinggo, Kurniawan

Photo :
  • tvOne - Syahwan

“Saat terjadi kericuhan, semua supporter di tribun 10 mulai bergejolak, tapi masih tenang, mereka berkoar-koar saja,” kata Antoro, Senin 17 Oktober 2022 dikutip dari tvonenews. 

Kurniawan menambahkah, tiba-tiba kericuhan terjadi hingga akhirnya petugas melepaskan tembakan gas air mata. Semua suporter mulai bergerak untuk keluar dari stadion dengan berdesak-desakan. 

“Semua berhamburan ingin menyelamatkan diri masing-masing. Saat asap tembakan gas air mata mulai menyebar, disitu terjadi desakan yang luar biasa, tidak peduli itu siapa, semua dilibas karena ingin menyelamatkan diri. Ada yang sesak nafas, ada yang terjatuh kemudian kena injak,” ujarnya. 

Naas ketika mendekati tangga untuk turun, kaki kanannya terjepit ke pagar tribun. Dengan posisi kaki terjepit, ditambah banyaknya orang yang berdesakan, disitulah dirinya berteriak karena kaki terjepit tak bisa bergerak.  

Kericuhan Aremania di Stadion Kanjuruhan

Photo :
  • VIVA.co.id/Lucky Aditya (18/4/2018)

“Saya juga mengalami sesak nafas hingga dua hari. Bahkan kaki saya yang patah ini akibat desakan itu, karena semua bingung ingin keluar dari stadion,” jelasnya. 

Dalam kondisi kericuhan tersebut, tidak mempedulikan kedua temannya karena dia harus menyelamatkan dirinya. Pada saat itu sudah berpisah dengan kedua temannya karena banyaknya suporter yang berhamburan. 

“Kaki saya terjepit di pagar sedangkan tangan saya berupaya menghadang ribuan orang yang menabarak tubuh saya. Akibat banyaknya orang berdesakan, tubuh saya menjadi lemas dipicu desakan dan sempat kenak injak, sedangkan kaki posisi terjepit,” tuturnya. 

Sedikitnya ada enam korban asal Kabupaten Probolinggo, yakni tiga korban meninggal dan tiga korban lagi mengalami luka-luka, salah satunya korban mengalami patang tulang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya