SAS Institute Dorong Pesantren Terlibat Transformasi Energi Nasional

Said Aqil Siraj (SAS) Institute.
Sumber :
  • SAS Institute.

VIVA Nasional - Said Aqil Siroj Institute mendorong pesantren agar terlibat transformasi energi nasional. Ia menyampaikan menjelang Hari Santri Nasional masyarakat pesantren perlu agresif agar terlibat atau dilibatkan dalam transformasi energi nasional.

Mobil Rombongan Ibu Nyai Ponpes Sidogori Pasuruan Tertabrak KA Pandalungan, 4 Orang Tewas

Jadikan China Sebagai Contoh

Deputi Kajian SAS Institute, Abi Rekso, mengambil contoh negara China, sebagai salah satu kekuatan baru energi. Menurutnya, ada tiga kunci sukses Negeri Tirai Bambu itu yang bisa jadi buah pelajaran.

Pertamina Geothermal Energy Cetak Laba Bersih US$47,49 Juta Kuartal I-2024

Ilustrasi Pesantren.

Photo :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto Musafirian

Pertama, arah politik energi yang disiplin dan asertif. Kebijakan dijalankan hingga roda pemerintah paling bawah.

Manfaat Kalung Kesehatan, Solusi Nyata atau Sekadar Gaya?

Kedua, mega proyek EBT sebesar 450 GW, yang terpusat di 5 provinsi prioritas. Mereka membangun PLTA dan PLTS di atas tambang batubara yang sudah dimoratorium.

Ketiga, hingga 2022 pemerintah China tercatat mensubsidi dan membiayai proyek EBT sebesar 60 Miliar USD (setara dengan 852 triliun rupiah). Tentu dana konsorsium itu juga bagian dari investasi dalam maupun luar negeri.

"Inilah tiga pilar kesuksesan China dalam transformasi energi hijau," kata Abi Rekso melalui keterangannya, Jumat, 21 Oktober 2022.

Ilustrasi/Belajar di pesantren.

Photo :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto Musafirian

Indonesia Bisa Lakukan Lompatan

Abi mengatakan jika belajar dari China, bukan tidak mungkin Indonesia juga mampu melakukan lompatan. Lebih-lebih pemerintah secara maksimal melibatkan masyarakat pesantren.

Ia menilai ke depan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) bukan saja bergantung pada modal dan teknologi. Namun, juga kesediaan lahan yang luas dan partisipasi masyarakat. Teorinya, semakin luas partisipasi publik maka akan semakin cepat tercapai target 23% bauran energi.

“Dalam draf terakhir RUU EBT termaktub BAB XIII Partisipasi Masyarakat Pasal 38, pasal ini bisa kita maknai sebagai jalan masuknya masyarakat pesantren dalam transformasi EBT. Insya Allah SAS Institute akan menjadi lembaga yang terus mendorong keterlibatan masyarakat pesantren dalam transformasi energi nasional,” tutur Abi Rekso.

Ilustrasi sumber energi terbarukan.

Photo :
  • ANTARA

Komitmen Presiden Jokowi

Dalam Paris Agreement 2016, Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk mencapai target 23% bauran energi EBT pada 2025. Hal inilah yang mendorong kuat lahirnya Perpres No. 112 Tahun 2022 dan RUU EBT.

Bersamaan dengan itu juga Kementerian BUMN juga mendorong kepada lintas perusahaan untuk mulai berbasis energi hijau. Sebagaimana juga diketahui publik pada tanggal 18 Oktober lalu, terjadi kesepahaman delapan BUMN untuk menandatangani Net Zero Emission 2060.

Dengan adanya kesepakatan ini diharapkan juga mempercepat target 23% bauran energi campuran EBT.

Menteri BUMN, Erick Thohir, pada kesempatan yang sama, mendorong agar BUMN memiliki komitmen kuat menuju energi hijau.

“Kami berharap para BUMN dapat menjalani prinsip ekonomi hijau dalam bertransformasi dan menjadi contoh baik bagi masyarakat Indonesia,” kata Erick Thohir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya