KPK: Hakim Aparat Penegak Hukum yang Paling Banyak Terjerat Korupsi
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango mengungkapkan hakim adalah aparat penegak hukum yang paling banyak terjerat kasus korupsi. Nawawi menyebut dari data yang dimilikinya, sedikitnya ada 25 hakim yang sudah terjerat kasus korupsi.
Demikian dibeberkan Nawawi saat mengikuti kegiatan Public Campaign bertajuk 'Peran Ditjen Badilmiltun dalam Menjaga Integritas Aparatur di Lingkungan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara' di Jakarta. Dalam kegiatan tersebut, dihadiri para hakim.
"Dalam catatan kami, per Oktober 2022, hakim sebagai bagian dari aparat penegak hukum (APH) paling banyak terjerat korupsi, jumlahnya mencapai 25 orang. Sedangkan jaksa ada 11 orang, polisi 3 orang," kata Nawawi dalam keterangan resmi KPK yang dikutip pada Sabtu, 5 Sabtu 2022.
Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Dia mengatakan profesi hakim paling rentan terlibat maupun turut melakukan tindak pidana korupsi. Sebab, berdasarkan data yang dikantongi KPK dalam kurun waktu tiga tahun, halim merupakan aparat penegak hukum yang paling banyak terjerat kasus korupsi. "Lebih tinggi dari laporan korupsi dari kejaksaan maupun kepolisian," ujarnya.
Maka itu, Nawawi yang juga berlatar belakang hakim ini mengingatkan rekan-rekannya agar memegang teguh nilai-nilai integritas. Apalagi, kata dia, saat menjalankan tugasnya mengadili perkara.
Dia menyinggung upaya yang banyak dilakukan Mahkamah Agung (MA) untuk cegah korupsi peradilan,
"Tapi, mau sebagus apapun sistemnya, kalau integritasnya kurang, maka tidak bisa kita harapkan. Akan berusaha cari ruang untuk korupsi. Maka dari itu, KPK ingatkan bapak/ibu untuk selalu menjaga integritas," ujarnya.
Kursi majelis hakim (foto ilustrasi)
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Pun, Nawawi juga berharap agar Badan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara (Badilmiltun), Badan Pengawas (Bawas) MA, serta satuan kerja tiap pengadilan terus melakukan upaya-upaya pengawasan. Hal itu diingatkan, agar citra lembaga peradilan kembali mendapat kepercayaan publik.
"Kita mungkin ingat korupsi yang menjerat hakim agung, ada kekecewaan yang mendalam, apa yang sudah dibangun sedemikian rupa, seperti terhempas begitu saja," tuturnya.
"Karenanya, untuk cegah jangan sampai terjadi, menjaga integritas itu selain harus terus ditanamkan dalam diri, tapi dari lingkungan sekelilingnya," sebutnya.
