Gerhana Bulan, Warga di Pesisir NTB Diminta Waspada Banjir Rob

Ilustrasi gerhana Bulan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA Nasional - Gerhana bulan total akan terjadi pada 8 November tahun 2022 ini di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di NTB. Selain dapat diamati secara langsung, fenomena alam ini juga memiliki dampak ikutan pada daerah yang berada di sekitar pesisir.

Banjir Bandang Terjang Melawi Kalbar, 700 KK dari 17 Desa Terdampak

Gerhana Bulan Total Terjadi pada 8 November

Berdasarkan keterangan resmi BMKG, gerhana bulan total tahun 2022 kembali akan terjadi pada tanggal 8 November. Gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi, sehingga tidak
semuanya sampai ke bulan.

Banjir di OKU Sumsel Rendam 10 Kelurahan, 1 Jembatan Gantung Putus dan 1.695 KK Terdampak

Gerhana Bulan Total

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Dinamisnya Pergerakan Posisi Matahari, Bumi dan Bulan

Inisiatif untuk Menekan Dampak Pemanasan Global Terus Dilakukan

Peristiwa gerhana bulan ini merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, bulan dan ini hanya terjadi pada saat fase purnama serta dapat diprediksi sebelumnya.

Gerhana bulan total terjadi saat posisi bulan-matahari-bumi sejajar. Hal ini membuat bulan masuk ke umbra bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah.

Di saat terjadinya gerhana, tidak ada cahaya matahari yang dapat dipantulkan oleh bulan sebagaimana ketika pada fase peristiwa bulan purnama.

Gerhana Bulan Total.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Pasang Naik Air Laut

Dampak dari gerhana bulan total adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, purnama maupun bulan baru.

Direktur KONSEPSI NTB, Mohammad Taqiuddin, turut mengingatkan hal yang perlu diwaspadai dan tindakan apa yang harus dilakukan apabila pasang air laut naik ke permukiman warga yang berada di sekitar wilayah pesisir.

Tidak Perlu Panik

Taqiuddin juga mengingatkan khususnya kepada komunitas dan relawan di Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) agar tetap mewaspadai potensi dampak air laut pasang pada saat terjadinya gerhana.

"Paling tidak, TSBD mulai mensiagakan masyarakat dengan memperhatikan atau mensosialisasikan sistem peringatan dini agar bisa mengambil langkah-langkah preventif jika sudah pada situasi awas," katanya, Senin, 7 November 2022.

"Warga juga tidak perlu panik. Asalkan tetap dibangun kesadarannya untuk selalu tenang dalam situasi waspada, karena kepanikan bisa berakibat fatal," ujar Taqiuddin yang juga akademisi di Universitas Mataram ini.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi, menjelaskan terkait potensi dan dampak ikutan yang bisa saat peristiwa gerhana bulan total.

"Secara umum gerhana terjadi akibat posisi bulan, bumi, dan matahari yang sejajar, sehingga akan mengakibatkan gaya tarik terhadap air laut lebih tinggi, yang mengakibatkan terjadinya pasang air laut lebih tinggi," ujarnya, Minggu, 6 November 2022.

Masyarakat di wilayah pesisir diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi banjir rob saat gerhana bulan serta selalu memutakhirkan informasi resmi dari BMKG tentang kondisi cuaca.

Memasuki akhir periode musim kemarau 2022 dan masa peralihan ke musim hujan, BPBD Provinsi NTB melalui akun Instagramnya @bpbdntb mengingtakan masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi hujan dan cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara tiba-tiba.

Masyarakat juga diimbau untuk selalu tetap waspada dan berhati-hati dengan dampak bencana yang ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, genangan air, angin kencang, kilat atau petir, dan pohon tumbang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya