Pemerintah Jadikan Masjid Raya Syeikh Zayed Pelopor Moderasi Beragama

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
Sumber :
  • Youtube Setpres

VIVA Nasional - Presiden Jokowi meresmikan Masjid Raya Syeikh Zayed di Kota Solo, pada Senin, 14 November 2022. Masjid tersebut merupakan hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, yang diberikan kepada pemerintah dan rakyat Indonesia.

Video Detik-detik Muazin Mengubah Lafaz Azan saat Hujan Badai di Dubai, Serukan Sholat di Rumah

Jadi Contoh atau Model Masjid Pelopor Moderasi Beragama

Selain menjadi pusat ibadah dan kegiatan agama, pemerintah menjadikan Masjid Raya Syeikh Zayed sebagai contoh atau model program prioritas masjid pelopor moderasi beragama (MPMB). Hal itu untuk merespons situasi-kondisi aktual kehidupan keagamaan dan kebangsaan saat ini, khususnya jelang tahun politik, Pemilu 2024.

Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina

Presiden Jokowi bersama Presiden UEA Meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Photo :
  • Youtube Setpres

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama telah me-launching ‘kick off’ program tersebut sekaligus melantik pelaksana harian Badan Pengelola Masjid Raya Syeikh Zayed yang menjadi ujung tombak edukasi nilai-nilai kebaikan dari moderasi beragama kepada masyarakat khususnya warga Solo.

Menkominfo Sebut Pemerintah Segera Bentuk Satgas Atasi Darurat Judi Online

Solusi Jawab Masalah Agama dan Kebangsaan

Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, menyatakan upaya penguatan moderasi beragama melalui program MPMB adalah solusi untuk menjawab ragam permasalahan keagamaan dan kebangsaan di situasi-kondisi sosial kemasyarakatan yang sangat rentan terfragmentasi.

3 Tujuan

“Setidaknya ada tiga hal tujuan program ini, pertama, untuk membangun profesionalitas dalam pengelolaan masjid oleh semua ekosistem masjid, antara lain bagi takmir, khatib atau penceramah, remaja masjid dan jamaah,” kata Kamaruddin Amin kepada wartawan.

Pemerintah jadikan Masjid Raya Syeikh Zayed sebagai masjid pelopor moderasi.

Photo :
  • Dok. Kemenag.

Kedua, lanjut Kamaruddin, MPMB bertujuan untuk mendiseminasikan cara pandang yang moderat, toleran, ramah, sehingga kenyamanan dan kerukunan tetap terjaga. Untuk capaian ketiga, MPMB dimaksudkan untuk memberdayakan dan memakmurkan masjidnya dan otomatis memberdayakan segenap jamaahnya.

“Dengan demikian, singkatan lain dari MPMB melingkupi ketiga tujuan ini adalah masjid profesional, moderat, dan berdaya,” katanya.

Revitalisasi Peran Masjid

Kamuaruddin menuturkan akan terjadi revitalisasi peran masjid menjadi semakin profesional pengelolaannya, semakin moderat cara pandang dan paham keagamaan seluruh ekosistemnya, dan juga kian berdaya dalam memberdayakan umatnya.

Dengan terbangunnya cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang toleran, anti-kekerasan, menghormati budaya, kebhinnekaan dalam kemajemukan, sehingga tercipta serta terjaga keharmonisan yang tentunya dapat mengakselerasi setiap upaya-upaya pembangunan bangsa dan negara.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin.

Photo :
  • Dok. Kemenag.

Untuk mencapai tujuan itu, serangkaian kegiatan telah dan terus dilakukan. Setelah pengenalan profil masjid untuk mendapat pemahaman yang memadai tentangnya, lalu dilakukan engagement atau sosialisasi dengan stakeholders masjid untuk terbangun kesepahaman dan atau langkah bersama untuk dmenata masjid.

“Insya Allah, program MPMB akan menjadi solusi dari ragam permasalaham kebangsaan dan keagamaan yang ada ditengah masyarakat, di mana takmir, remaja masjid, imam dan khotib diberikan pelatihan dan pemahaman penuh akan wawasan keislaman dan kebangsaan yang utuh,” kata Kamaruddin.

Rasa Toleransi Antar Umat

Kamarudin menambahkan ruh dari moderasi beragama adalah rasa dan perasaan toleransi antar umat, di mana kebhinnekaan sejatinya adalah kekuatan sekaligus energi bagi kesatuan serta keutuhan bangsa dan negara.

“Program MPMB insya Allah dapat mengakselerasi ekosistem masjid yang mampu menggairahkan kegiatan keagamaan dan mengokohkan upaya penguatan Islam wasathiyah, Islam ramah, sekaligus menjadi speaker, amplifier serta influancer pentingnya moderasi beragama di hadapan masyarakat, agar turut serta menjadi instrumen penguat dan pemersatu bangsa,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya