Analisa Dokter Forensik soal Orang yang Meninggal karena Kelaparan

Puslabfor Polri melakukan olah TKP ulang penemuan mayat sekeluarga di Kalideres
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Nasional – Satu keluarga yang berjumlah empat orang ditemukan tewas dalam kondisi membusuk di dalam rumahnya di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis 10 November 2022.

Pesan Vicky Prasetyo Jika Meninggal Dunia, Minta Hal Ini ke Keluarga

Polisi menduga berdasarkan hasil autopsi kepada korban, korban meninggal akibat mengalami kelaparan dalam jangka waktu yang lama.

Dokter Spesialis Forensik Dr. Ade Firmansyah Sugiharto merespons dugaan faktor kelaparaan tersebut. Ia menjelaskan bahwa, seseorang bisa meninggal akibat kelaparan itu karena memiliki rentang waktu yang berbeda. Namun, kata Ade, tergantung dari kondisi fisik orangnya masing-masing.

Keluarga SYL Terungkap Ikut Nikmati Uang Korupsi di Kementan, KPK Bilang Begini

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, Dr Ade Firmansyah Sugiharto

Photo :
  • VIVA/Syarifuddin Nasution

"Tidak ada batasan waktu yang pasti berapa lama seseorang dapat hidup tanpa makan dan minum. Beberapa laporan kasus menunjukkan antara 8 hari hingga paling lama adalah 60 hari," ujar Ade dalam keterangannya, Senin 14 November 2022.

Datang ke Pemakaman Ibunya, Angger Dimas Berterima Kasih Pada Tamara Tyasmara dan Keluarga

Ade mengatakan bahwa faktor kelaparan yang bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia lebih cepat hanyalah jika orang tersebut mengalami kehausan atau tidak minum atau dehidrasi dan tidak makan. Dibandingkan dengan tidak makan saja namun masih minum air. 

Ketua Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Ade Firmansyah

Photo :
  • VIVA/Yeni Lestari

"Kemampuan setiap orang untuk bertahan dalam kondisi kelaparan juga tergantung pada kondisi tubuhnya masing-masing. Tubuh yang kelaparan akan menggunakan cadangan lemak untuk dimetabolisme menjadi energi. Bila hal ini tidak mencukupi, maka otot juga akan dimetabolisme menjadi energi," kata dia.

Kemudian, Karena otot yang berubah jadi energi, mengakibatkan mengakibatkan turunnya berat badan. Hingga bisa mencapai 18% dari massa tubuh, dan bila itu terjadi bisa menimbulkan gejala-gejala kelemahan tubuh, pingsan, dan kurangnya kewaspadaan.

Sedangkan dampak bersifat fatal hingga mengakibatkan kematian bisa terjadi disaat massa tubuh kehilangan sebesar 40% dari massa tubuh awalnya.

Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Ade Firmansyah.

Photo :
  • VIVA/ Rahmat Fatahillah Ilham.

"Jenazah orang yang diduga meninggal akibat kelaparan menunjukkan cadangan lemak dan otot yang sangat sedikit. Kulit tubuh menjadi berwarna pucat dan kering," ucap Ade.

"Index massa tubuh yang merupakan fungsi dari berat badan dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter akan dibawah 18,5, yang menunjukkan tanda-tanda malnutrisi," lanjutnya.

Tak hanya itu, Ade juga menjelaskan bahwa jika seseorang mengalami kekurangan minum air putih. Maka elastisitas kulit juga akan menurun dan bila dicubit akan kembali lambat.

"Beberapa temuan autopsi mungkin ditemukan dengan rendahnya kadar gula darah, ukuran organ-organ dalam, seperti jantung, hati, ginjal yang lebih kecil dari normal. Dinding lambung, usus halus dan usus besar juga dapat menunjukkan adanya ulkus dan perdarahan," tutur dia.

Sebelumnya diketahui, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce, mengatakan diduga keempat korban tidak makan selama beberapa hari sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan. Jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter, bahwa (korban) ini tidak makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil," ujar Pasma ditemui di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat 11 November 2022.

Pihak dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polri, hingga kini masih memeriksa organ lainnya. Untuk menemukan apakah ada indikasi lainnya yang mengakibatkan korban tewas.

"Dari dokter RS Bhayangkara Polri akan melakukan pendalaman lagi dengan memeriksa hati dan organ-organ lainnya dari kasus kematian ini. Supaya lebih spesifik mengetahui penyebab kematian ini," ujarnya.

Pasma katakan, hasil autopsi juga ditemukan fakta bahwa keempat orang tersebut tewas sejak 3 pekan lalu. Namun dengan waktu kematian yang berbeda-beda.

"Berdasarkan keterangan forensik bahwa kematian ini dari 3 minggu yang lalu. Jasad bapak (Rudiyanto), ibu (Margaretha), dan iparnya (Budyanto) semuanya di waktu berbeda meninggalnya. Sehingga waktu pembusukan jasad masing-masing berbeda," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya