Total Gempa Susulan Cianjur Capai 374 Kali, BMKG: Tapi Sudah Melemah

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA Nasional – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, berdasarkan hasil monitoring hingga Jumat 2 Desember pukul 18.00 WIB terjadi gempa susulan sebanyak 374 kali di Cianjur, Jawa Barat. Namun, frekuensi gempa itu semakin melemah.

Top Trending: 4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa susulan tersebut berkekuatan magnitudo hanya sebesar 1,0 atau dalam hal ini sudah tidak dirasakan oleh masyarakat. 

"Keluatanya sudah mencapai 1 ini berarti sudah tidak dirasakan. Mayoritas tidak dirasakan meskipun kadang-kadang ada yang fluktuatif meningkat menjadi di rasakan namun tidak mencapai kekuatan 5 seperti gempa awalnya," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Jumat 2 Desember 2022. 

Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar hingga Renggut Korban Jiwa, Begini Terjemahannya

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Dwikorita menuturkan, semakin jarangnya aktivitas gempa susulan itu terlihat dari data aktivitas yang semakin stabil. Dia juga menekankan faktor penyebab kerusakan gempa perlu untuk dilakukan pembangunan kembali. 

Hujan Sedang hingga Lebat Diperkirakan Guyur Sejumlah Daerah pada Hari Ini

"Kami perlu menekankan faktor penyebab kerusakan akibat gempa, kenapa ini perlu ditekankan karena ini sangat penting dalam proses pembangunan kembali atau rekonstruksi kembali untuk wilayah tersebut dibangun kembali," jelasnya. 

Dwikorita mejelaskan, dampak gempa di Cianjur beberapa waktu lalu disebabkan oleh kedalaman pusat gempa yang dangkal, yaitu sekitar 11 kilometer (km), bahkan gempa gempa susulannya mencapai 5 km. 

Untuk penyebab kedua adalah lokasi pemukiman berada dalam tanah lunak atau tanah lepas. Dengan itu maka efeknya mengalami amplifikasi. 

"Artinya apabila gelombang gempa merambat pada tanah tersebut akan mengalami penguatan, dan yang ketiga faktor kerusakan ada pada tepi lereng atau lembah jadi ada pengaruh topografi yang mengakibatkan peningkatan intensitas guncangan dan kerusakan," jelasnya. 

Kemudian yang terakhir kata dia, struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa." Jadi ada faktor kondisi struktur atau konstruksi bangunan, jadi ada empat faktor sebenarnya," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya