Cerita Warga Panik dan Trauma Setelah Semeru Erupsi Kembali

Muntahkan Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru
Sumber :
  • BNPB

VIVA Nasional – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi atau memuntahkan Awan Panas Guguran (APG) pada Minggu, 4 Desember 2022. Situasi tersebut membuat suasana mencekam dan warga langsung beranjak menjauh, karena trauma dengan erupsi perisitiwa erupsi tahun lalu.

Warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, bernama Ahmad Samiludin mengatakan, erupsi Gunung Semeru ini terjadi bertepatan dengan kejadian erupsi setahun yang lalu. 

“Tadi malam pas satu tahun (erupsi tahun 2021),” katanya dikonfirmasi wartawan.

Dia mengatakan, saat erupsi terjadi pada Minggu ini, dirinya masih berada di dalam rumah. Ia mengetahui adanya erupsi setelah ditelepon oleh rekannya. 

Saat menerima telepon, dia mengaku tak kaget dan tetap santai karena memang beberapa hari sebelumnya diterima informasi adanya peningkatan aktivitas Semeru.

Namun, nyalinya langsung ciut begitu keluar rumah. langit mendadak gelap karena tertutup semburan awan dan abu vulkanik di puncak Semeru. 

Di saat yang sama, warga di desanya panik dan lari. Sebagian lainnya langsung menunggangi sepeda motor untuk mengungsi ke wilayah aman. 

Gunung Ruang Erupsi Berpotensi Picu Tsunami, PVMBG Imbau Masyarakat Menjauh Radius 6 KM

“Awan gelap, langsung lari semua,” ucap Ahmad.

Namun, dia mengaku tak begitu panik karena erupsi kali ini tak segawat tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya, langit di desanya lebih gelap bahkan gulita karena tertutup awan dan abu vulkanik Semeru. Apalagi, Ahmad kini sudah berada di titik aman di rumah pengungsian.

PVMBG Beberkan Kronologi Kenaikan Aktivitas Gunung Ruang Sebelum Meletus

Sementara untuk erupsi kali ini titik paling terdampak ialah di Dusun Curah Kobokan, Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan beberapa dusun di sekitarnya. 

“Saya sudah kekuar dari Sumberwuluh, mengungsi ke Tempeh,” tandasnya.

Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, 828 Warga Dievakuasi

Seperti diketahui, pihak berwenang menaikkan status Gunung Semeru ke Level 4 atau awas setelah gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi pada Minggu, 4 Desember 2022. Status Awas diumumkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) terhitung mulai pukul 12.00 WIB.

"Status Gunung Semeru dinaikkan dari Siaga (Level 3) menjadi Awas (Level 4) terhitung hari Minggu 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan, dalam keterangan tertulisnya diterima wartawan.

Dengan kondisi seperti itu, pihaknya meminta masyarakat agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 8 Km dari puncak dan sektoral arah tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 kilometer dari puncak.

PVMBG mencatat, pada Minggu ada erupsi disertai awan panas guguran yang terjadi di Gunung Semeru pada pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500 meter di atas puncak. Sumber awan panas guguran berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko).

Awan panas guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 kilometer dari puncak ke arah Besuk Kobokan. Sejak pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB, aktivitas kegempaan terekam sebanyak delapan kali gempa letusan, satu kali gempa awan panas guguran.

Hendra menjelaskan situasi itu menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunung Semeru masih sangat tinggi. "Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," ujarnya.

Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya inflasi atau peningkatan tekanan yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan.

Sedangkan pemantauan area panas atau hotspot menunjukkan peningkatan adanya anomali thermal menjadi 15 Mw di sekitar area kawah yang mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas pada kawah Gunung Semeru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya