Mengenal Hanjeli, Pengganti Beras dan Jagung yang Punya Protein Tinggi

Ilustrasi makanan sehat.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Ketua Umum Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI), Retno Sri Endah Lestari mengatakan, hanjeli adalah tanaman jenis serealia yang sudah lama dikenal dan dibudidayakan. 

Daftar Harga Pangan 25 April 2024: Bawang Merah hingga Daging Sapi Naik

Tanaman Hanjeli yang berasal dari Asia Timur ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya, baik terhadap suhu maupun kondisi tanah yang kurang subur.

Hanjeli mengandung banyak manfaat, baik sebagai produk pangan dan obat alternatif maupun produk pakan. Kandungan protein dalam hanjeli lebih tinggi dibandingkan beras dan jagung. Meski begitu, tak serta merta hanjeli diminati baik oleh petani sebagai produsen maupun masyarakat Indonesia sebagai komsumen.

Anak Buah SYL Video Call Bahas 'Orang KPK' dan 'Ketua': Siapin Dolar Nanti Kami Atur

Beras putih

Photo :
  • Eat This

“Hanjeli bisa tahan terhadap suhu yang dingin, tanah yang asam, dan tanah yang kurang subur. Karena spesifikasi ini seharusnya hanjeli bisa dijadikan sebagai tanaman pangan alternatif,” kata Retno, Senin 5 Desember 2022.

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dinaikkan Meski Panen Raya, Ini Rinciannya Per Wilayah

Retno melanjutkan, keistimewaan komoditas hanjeli sudah mulai dibudidayakan di Jatinangor, Sumedang, Sukabumi, Cirebon, dan Indramayu. 

“Tapi dari laporan yang saya terima, kebanyakan masih dibudidayakan bersama-sama dengan tanaman lain. Belum monokultur,” imbuh Retno.

Hal ini sejalan dengan ajakan Menteri Pertanian, agar masyarakat dapat mengonsumsi sumber karbohidrat dari pangan lokal yang juga mengenyangkan, selain nasi atau beras. Hal ini sebagai upaya untuk mendukung diversifikasi pangan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL)

Photo :
  • Dokumentasi Kementan

Kata Mentan

Menurut Mentan Syahrul Yasin Limpo, masyarakt Indonesia masih memegang prinsip “belum kenyang apabila belum makan nasi”. Prinsip ini harus dikikis pelan-pelan. 

“Diversifikasi pangan menjadi pilihan. Seseorang bisa kenyang tidak hanya dengan beras. Berbagai pangan lokal juga bisa menjadi pilihan,” kata Mentan.

Pada kesempatan yang sama, Guru Besar Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran Bandung, Warid Ali Qosim, menambahkan, sampai saat ini peneliti masih melakukan eksperimen untuk menemukan benih hanjeli terbaik. 

Ilustrasi makanan/ buka puasa/ batalkan puasa.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

“Pada dasarnya tanaman ini sudah baik, tapi tetap harus kita cari formulasi terbaik supaya bisa diambil manfaatnya secara maksimal. Karena setelah diuji coba ternyata memang ada kelemahannya,” kata Warid.

Diungkapkannya, beberapa kelemahan hanjeli yang masih harus dicari solusinya antara lain daya hasil rendah, dan umur tanamnya yang cukup panjang. 

“Karena umurnya yang panjang, sampai lima bulan, jadi petani mungkin kurang tertarik menanam karena hal ini,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya