Hari Antikorupsi, Eks Penyidik Senior KPK Minta Hukuman Koruptor Diperberat

Ilustrasi korupsi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Nasional – Setiap tanggal 9 Desember, dunia memperingati Hari Antikorupsi. Hari ini, Jumat, 9 Desember 2022, Presiden Joko Widodo turut memperingati Hari Antikorupsi Sedunia.

Alasan Kejaksaan Agung Izinkan 5 Smelter Timah Tetap Beroperasi Meski Disita

Jokowi mengatakan, korupsi adalah pangkal dari berbagai tantangan dan masalah. Jokowi akan terus mendorong Indonesia yang bersih dan maju.

“Korupsi adalah pangkal dari berbagai tantangan dan masalah pembangunan: dari penciptaan lapangan pekerjaan hingga soal pelayanan masyarakat. Kita takkan pernah lelah dan lengah untuk terus-menerus mendorong Indonesia yang bersih dan maju. Selamat Hari Antikorupsi Sedunia 2022,” kata Jokowi dalam tweetnya di twitter.

Dianggap Bukan Lagi Kader PDIP, Zulhas: Rumah Pak Jokowi dan Gibran Namanya PAN

Sementara itu, influencer antikorupsi, Yudo Purnomo Harahap mengatakan bahwa Hari Antikorupsi sedunia ini hanya menjadi acara seremonial saja. Hendaknya, kata dia, momentum penting ini sebagai evaluasi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Corn Imports Down to 450 Thousand Tons

“Jadikan Hari Antikorupsi sedunia sebagai evaluasi upaya memberantas korupsi di Indonesia sudah sejauh mana apakah sudah efektif, jika belum apa yang harus diperbaiki,” kata Yudi dikutip dari ANTARA.

Ia mengatakan, momentum Hari Antikorupsi yang dilaksanakan berbagai instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, hingga lembaga-lembaga negara termasuk masyarakat dan NGO merupakan momentum bagi pejabat negara dan ASN untuk berjanji dan bertekad memperkuat integritasnya dalam menjalankan amanah jabatannya dengan tidak korupsi atau berhenti melakukan korupsi.

Mantan penyidik senior KPK itu mengatakan, salah satu indikator meningkatnya upaya pemberantasan korupsi di Tanah Air adalah Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia.

Ia berharap, dalam suasana Hari Antikorupsi ini, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia tahun 2022 meningkat dari nilai 38 pada tahun sebelumnya.

“Hal ini penting agar investor bisa melihat usaha Indonesia memberantas korupsi sehingga mau menanamkan investasinya karena korupsi dianggap sudah berkurang,” terangnya.

Jika IPK Indonesia bertambah, lanjutnya, maka ini akan memacu gerakan antikorupsi semakin kuat dan bersemangat.

Yudi yang kini menjadi anggota Satgassus Pencegahan Korupsi Mabes Polri mengatakan bahwa usaha-usaha pencegahan korupsi lainnya yang dapat dilakukan melalui penanaman nilai dan perbaikan sistem penting untuk membuat orang tidak bisa dan tidak mau korupsi. 

Ilustrasi korupsi/pungli.

Photo :
  • Istimewa

Pelayanan-pelayanan publik ke masyarakat harus bebas dari pungli kepada masyarakat. Selain itu birokrasi juga harus diperbaiki agar mempermudah dan tidak mempersulit masyarakat.

Selain itu juga bidang penindakan juga masih sangat penting untuk membongkar kasus korupsi terutama kasus korupsi kakap yang dilakukan penyelenggara negara mulai dari tingkat pusat hingga kepala daerah.

“Hukuman koruptor juga harus diperberat atau maksimal dari ancaman hukumannya agar menimbulkan efek jera,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya