Putri Candrawathi Ngaku Tak Lihat Brigadir J Tergeletak Usai Ditembak Mati

- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional - Putri Candrawathi mengaku kepada majelis hakim tidak melihat jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas tergeletak tepat di depan kamarnya di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pengakuan Putri itu diungkap saat dirinya bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR dan Kuat Ma'ruf pada Senin, 12 Desember 2022.
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Salim Peluk dan Cium Sebelum Sidang
Dirangkul Ferdy Sambo
Putri mengatakan bahwa tepat saat kematian Brigadir J, dia keluar kamar dijemput oleh Ferdy Sambo dan langsung dirangkul di dadanya.
"Saya keluar dirangkul di dada kiri suami saya, dan kepala saya serta muka saya menghadap dada suami saya," kata Putri di PN Jakarta Selatan.
Ferdy Sambo peluk Putri Candrawathi di PN Jakarta Selatan.
- VIVA.co.id/ Zendy Pradana
Sambo Baru Cerita Sehari Setelah Kematian Brigadir J
Kemudian, majelis hakim langsung bertanya kepada Putri, apakah tepat saat kematian Brigadir J Ferdy Sambi tidak bercerita apapun. Lantas, Putri menjawab bahwa Sambo baru bercerita sehari setelah kematian Brigadir J tepatnya pada 9 Juli 2022.
"Suami saudara cerita nggak apa yang terjadi?" tanya hakim.
"Cerita tanggal 9 Juli," kata Putri.
"Bukan pada saat menjemput saudara di kamar, cerita nggak?" kata hakim.
"Tidak yang mulia, cuma buka pintu terus langsung mengambil saya, merangkul saya untuk bawa keluar," kata Putri.
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Salim Peluk dan Cium Sebelum Sidang
Hakim Terus Gali Keterangan
Namun, hakim masih terus menggali keterangan Putri terkait posisi tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo. Kemudian, untuk memperjelas keterangan Putri, hakim pun menunjukan foto letak Brigadir J tewas.
"Suami saudara merangkul saudara, sementara jenazah tidak tahu dari kamar saudara. Coba diperlihatkan dulu (kasih liat foto) di mana kamar saudara?" kata hakim.
"Di depan, nggak di kaki belakang," jawab Putri.
"Coba dilihat dulu, saudara mengatakan tidak tahu, tidak melihat jenazah. Pada waktu saudara dijemput kan saudara tahu," tegas hakim.
"Pada saat kejadian saya tidak melihat, Yang Mulia," jawab Putri.
Putri Tetap Berkilah
Namun, hakim masih terus menggali keterangan Putri Candrawathi akan hal itu. Kemudian, Putri tetap berkilah bahwa lokasi kamar Putri Candrawathi itu berada tepat di kaki Brigadir J.
"Iya tapi kan pada waktu saudara dijemput suami saudara, saudara tadi mengatakan tidak tahu di mana jenazah, ini jenazah di depan kamar suadara?" kata hakim.
"Pada saat kejadian, saya tidak melihat, kalau jenazah ini, ini bukan kamar saya," kata Putri.
"Ini kamar siapa? di mana letak kamar saudara?" ujar hakim.
"Belakang kakinya," kata Putri.
Jenazah Brigadir J dalam Kondisi Telungkup
Sebelumnya, mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Ridwan Soplanit, merupakan orang yang diminta oleh Ferdy Sambo melakukan olah tempat kejadian perkara usai penembakan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ridwan menjelaskan saat awal menemukan jasad Brigadir Yosua saat itu dalam kondisi telungkup. Kendati, ia tidak mengecek jasad Yosua secara detail karena menurutnya itu bukan ranah dari tugas Ridwan saat menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Kemudian, saat itu di lokasi kejadian juga ada perwakilan dari tim identifikasi Polri.
"Setelah olah TKP yang saudara lakukan, siapa yang membalik jenazah korban pada saat itu?" tanya hakim.
"Saat itu dari iden, itu bagian dari pengurusan anggota iden yang mulia," jawab Ridwan.
Setelah itu, Ridwan menjelaskan, yang melakukan pemeriksaan terhadap jasad Brigadir Yosua secara menyeluruh yakni tim identifikasi.
Dia mengaku melihat tim identifikasi Polri membalikkan jasad Yosua dari telungkup menjadi telentang. Hal tersebut dilakukan untuk mengambil foto luka yang ada pada tubuh Yosua.
"Saat itu pada saat saya datang posisi mayat tertelungkup kemudian dibikin terlentang untuk pemeriksaan," kata Ridwan.
Setelah jasad Yosua dibalik dengan posisi telentang, Ridwan mengaku saat itu Yosua masih mengenakan masker.
"Kemudian pada saat itu juga sebelum dilakukan olah TKP oleh iden saya lihat maskernya memang ada yang mulia. Dokumentasi kita itu pada saat dia tertelungkup masker masih ada," kata Ridwan.
Namun demikian, saat masker tersebut dibuka oleh tim identifikasi, ternyata ada luka yang berjumlah tiga luka. Luka tersebut berada di bagian bibir, hidung dan dagu.
Meskipun Ridwan tidak melihat secara jelas luka tersebut. Dia hanya melihat luka yang dialami di bagian wajah Yosua berupa goresan.
"Ada seperti luka goresan tapi saya tidak bisa spesifik. Kenudian yang saya lihat luka di hidung, di bibir dan dagu," tutur Ridwan.