Libur Akhir Tahun, Permintaan Paspor di Kantor Imigrasi Malang Meningkat

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Malang, Ramdhani.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)

VIVA Nasional – Jelang libur akhir tahun pada Desember 2022, permohonan penerbitan paspor ke luar negeri di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Malang meningkat. Negara di Asia Tenggara masih menjadi tujuan yang paling banyak pada libur natal dan tahun baru kali ini. 

Sidak Layanan Kesehatan Usai Libur Lebaran, Pj Wali Kota Tangerang Minta Jam Operasional Ditambah

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Malang, Ramdhani mengatakan bahwa permintaan melebihi jumlah kuota 100 paspor per hari. Tujuan wisata paling banyak adalah Singapura dan Malaysia. Disusul permintaan paspor ke Arab Saudi untuk kepentingan ibadah umrah. 

"Saat proses pengurusan ditanya, tujuan permohonan paspor. Yang pertama Singapura, kemudian Malaysia, kemungkinan berlibur, juga ada yang umrah," kata Ramdhani, Jumat, 16 Desember 2022. 

Hari Kedua Pasca-Libur Lebaran, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kelima di Dunia

Ilustrasi Kantor Imigrasi.

Photo :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

Dalam catatan mereka peningkatan permohonan penerbitan paspor terjadi sejak Maret 2022. Indonesia dan negara-negara lain yang sebelumnya menutup pintu negara mulai membuka dengan bebas. Sejak Januari sampai awal Desember 2022 ini sudah ada 68.422 paspor yang telah diterbitkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Malang.

Wisatawan di Kota Semarang Capai 350 Ribu Orang Saat Libur Lebaran, Kota Lama Terbanyak Dikunjungi

"Saat gerbang pintu masuk ke negara lain dibuka. Warga negara kita berbondong-bondong mereka berangkat ke luar negeri, jadi animo masyarakat melonjak seperti berangkat umrah dan wisata," ujar Ramdhani.

Ada beberapa faktor yang membuat permintaan penerbitan paspor meningkat. Salah satunya mulai landainya kasus COVID-19, dari pandemi menuju endemi. Persentase peningkatan mencapai 300 persen. 

Paspor Indonesia

Photo :
  • Istimewa

"Perbedaannya jauh sekali dengan 2021, lebih dari 300 persen atau empat kali lipat, yang sekarang. Karena dua tahun lalu kondisi pandemi, semua negara menutup untuk kegiatan seperti wisata dan ibadah, sekarang pintu negara-negara dibuka," tutur Ramdhani. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya