Eks Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi: Tren HIV/AIDS Berubah Kenai Ibu Hamil dan Sesama Jenis

Ketua Badan Pembina Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS) Nafsiah Mboi dalam Konferensi Pers tentang HIV/AIDS oleh YKIS 2022 di Jakarta, Selasa, 27 Desember 2022.
Sumber :
  • ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti

VIVA Nasional – Ketua Badan Pembina Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS) Nafsiah Mboi menyatakan bahwa tren penularan HIV/AIDS kini telah berubah karena lebih banyak mengenai ibu hamil dan kelompok masyarakat pecinta sesama jenis.

Budi Gunadi Klaim Berhasil Jadi Menkes Karena Jokowi Tidak Pernah Masuk Rumah Sakit

“Kalau di tahun 2012 pada populasi kuncinya didominasi wanita pekerja seks (WPS) dan lelaki seks lelaki (LSL), saat ini HIV/AIDS itu banyak menulari ibu hamil dan sesama jenis,” kata Nafsiah dalam Konferensi Pers HIV/AIDS YKIS 2022 di Jakarta, Selasa, 27 Desember 2022.

Dalam data yang YKIS miliki, Nafsiah menyebutkan bahwa pada tahun 2021 jumlah penularan HIV pada kelompok sesama jenis terutama LSL mencapai 9.826 kasus, turun dari 2017 yang mencapai 10.628 kasus.

Menkes: Kalau Mau Mencapai Indonesia Emas 2045, Masyarakat Harus Sehat dan Pintar

Ilustrasi HIV/AIDS.

Photo :
  • Freepik

Kemudian disusul oleh ibu hamil sebanyak 4.466 penularan pada tahun 2021. Mirisnya, angka itu justru naik dari tahun 2017 yang mencapai 3.873 kasus.

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor

Pada 2021, katanya, jumlah pasien Tuberkulosis (TBC) yang terkena HIV ada 4.500 kasus, wanita pekerja seks yang berkisar 1.000 kasus, dan di bawah angka itu diikuti waria, pengguna narkotika suntikan, kelompok IMS.

“Saya pernah sebut terkait 4M (Mobile Men with Money in Macho environments). Mereka adalah laki-laki pekerja yang pindah untuk bekerja, karena tuntutan yang besar. Lalu mereka bisa berbulan-bulan, keluarganya ditinggal. Maka pendapat kami, pasti di situ ada orang yang mengusahakan tempat pelacuran,” ujarnya.

Setop stigma dan diskriminasi

Data tersebut membuat dirinya menyayangkan situasi di Indonesia, karena nyatanya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui status HIV-nya, walaupun kini pengetahuan dan berbagai tindakan penyakit tersebut sudah makin maju.

Ilustrasi HIV.

Photo :
  • U-Report

Pada saat waktu yang tersisa tinggal tujuh tahun lagi sebelum penutupan target eliminasi HIV pada 2030, Nafsiah meminta semua pihak bekerja sama dalam menekan laju penularan kasus, angka kematian Orang Dengan HIV (ODHIV) maupun menghentikan stigma dan diskriminasi atau yang disebut dengan "Three Zero".

Dia meminta pemerintah supaya memantau pasien HIV/AIDS dapat makin diperkuat agar kontinuitas konsumsi obat dan pelacakan kasus dapat terus berjalan optimal serta gencar melakukan edukasi dan menjalankan suluh, testing, obati yang sakit dan memantau perkembangan penularan (STOP).

Sementara pada masyarakat, Nafsiah mengimbau agar pengetahuan terkait HIV/AIDS terus ditingkatkan karena membantu mencegah penularan serta memberikan pasien dukungan secara mental yang baik, termasuk tidak melakukan diskriminasi kepada pasien HIV/AIDS.

“Pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS makin luas. Kita optimis bisa menghentikan penularan. Hal ini juga mengurangi stigma dan diskriminasi kepada para penderita,” ucap Menteri Kesehatan periode 2012-2014 itu. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya