DPRA Buka Suara Soal Imigran Rohingya, Minta Pemerintah Pusat Merespons

Ketua Fraksi Partai Aceh di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA Nasional – Baru-baru ini, publik sempat dihebohkan dengan kehadiran imigran Rohingnya di Aceh. Akibatnya, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) buka suara dan meminta pemerintah pusat agar merespons cepat soal imigran Rohingya di Aceh tersebut. 

HKTI Usulkan HPP Gabah Naik Jadi Rp6.757

"Jakarta (pemerintah pusat) harus merespons terkait adanya pergerakan kedatangan para imigran Rohingya ke Aceh," ujar Ketua Komisi I DPRA Iskandar Usman Al Farlaky dikutip dari tvonenews.com pada Rabu, 28 Desember 2022. 

Sebab, menurut dia, 57 imigran Rohingya telah tiba di Aceh Besar pada Minggu, 25 Desember 2022. Kemudian, pada Senin, 26 Desember 2022, sekitar 185 imigran Rohingya lainnya tiba di Laweung, Kabupaten Pidie. 

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Sejumlah imigran Rohingya mendapat perawatan medis di Pidie, Aceh, Senin, 26 Desember 2022.

Photo :
  • ANTARA

Iskandar mengatakan bahwa secara kemanusiaan terkait dengan kehadiran imigran Rohingya yang sudah bertubi-tubi ke wilayah Aceh. Pemerintah daerah pun diharapkan bisa memberikan perlindungan untuk mereka. 

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

"Penyediaan obat-obatan, makanan dan pakaian karena secara kemanusiaan siapapun wajib untuk memberi rasa kemanusiaan dan keadilan bagi mereka," jelasnya.

Para pihak terkait persoalan penanganan pengungsi internasional dan pemerintah Provinsi Aceh harus gerak cepat untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Apalagi, ada isu yang mengatakan bahwa mereka adalah pencari suaka. 

Dengan kata lain, pemerintah lewat departemen luar negeri dan penegak hukum lainnya harus merespons cepat atau melakukan investigasi dan penyelidikan apa yang melatarbelakangi para imigran Rohingya datang ke Aceh.

Ketua Fraksi Partai Aceh di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman

Photo :
  • VIVA/Dani Randi

 "Apakah murni mereka ini sebagai pencari suaka politik atau hanya mereka menjadikan Aceh sebagai daerah transit saja yang kemudian akan masuk ke Malaysia?," terangnya.

Dia menambahkan menurut catatan serta amatan dirinya lewat media massa yang ada di sejumlah kasus terdamparnya etnis Rohingya dan banyak dari mereka yang melarikan diri dari tempat penampungan. 

"Apakah benar indikasi misalnya terlibat para sindikat human trafficking? Mereka punya agen di Aceh atau di Indonesia kemudian akan dibawa melalui Sumut dan masuk kembali ke Malaysia mencari kerja. Ini juga harus dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya