- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Bharada E mengungkap mantan Kadiv Propam Mabes Polri, Ferdy Sambo sempat meminta dirinya menjawab ingin isolasi jika ada yang bertanya ketika Sambo hendak mengambil senjata api Brigadir J dari dashboard mobil yang terparkir di carport rumah Saguling 3, Jakarta Selatan, pada 8 Juli lalu.
Hal itu dikatakan Bharada E dalam agenda pemeriksaan terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Kamis 5 Januari 2023.
Bharada E mengatakan Ferdy Sambo menanyakan di mana senjata api Brigadir J setelah dia menyampaikan rencana pembunuhan. Saat itu, Bharada E mengatakan Putri Candrawathi juga berada di samping Ferdy Sambo.
"Terus ditanya ke saya senpinya Yosua mana. Saya bilang ‘siap!’ karena seingat saya kan Bang Ricky simpan di dashboard mobil Lexus. Saya bilang ‘siap ada di mobil Lexus Bapak’. ‘Nanti habis ini kau turun ke bawah ambil senpinya, bawa naik lagi ke sini’. ‘Siap Bapak!’ kata Bharada E menirukan perintah Ferdy Sambo.
Bharada E mengatakan hanya dia dan Ricky Rizal yang mengetahui jika pistol HS-9 dengan nomor seri H233001 milik Yosua diamankan di dalam dashboard mobil Lexus yang membawa rombongan Putri Candrawathi dari Magelang ke rumah Saguling.
"Terus sudah selesai saya mau berdiri, Pak Sambo diam, lanjut nangis. Saya izin ke bawah untuk ambil senpi. Pas berdiri Pak Sambo bilang ‘Chad nanti kalau ada yang tanya bilang aja mau isolasi’. ‘Siap bapak’ saya langsung turun," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Bharada Richard Eliezer alias Brigadir J sebelumnya mengatakan bahwa Ferdy Sambo telah menyiapkan kotak amunisi sebelum dirinya diminta untuk menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J pada 8 Juli 2022 lalu.
Kala itu, Ferdy Sambo menyiapkan kotak amunisi sambil menjelaskan skenario pembunuhan Brigadir J di lantai 3 rumah Saguling, Jakarta Selatan.
"Senpimu mana?" ujar Bharada E seraya peragakan ucapan Ferdy Sambo.
"Siap ada Bapak," kata Bharada E.
"Dia langsung ambil, entah dari samping atau saku, langsung ambil. Dia bilang ‘kau tambah amunisimu’ (Sambo) kasih satu kotak peluru ke saya Yang Mulia," ucap Bharada E berikan keterangan ke Majelis Hakim.
Lantas, Bharada E langsung mengeluarkan senjatanya Glock-17 dari lututnya. Kemudian setelah itu, Bharada E langsung mengisi magasin itu.
Menurutnya, kala itu magasin senjata Bharada E berisi tujuh butir. Namun, setelah diminta Ferdy Sambo mengisi magasinnya, Bharada E tak mengetahui secara rinci berapa totalnya.
"Saya tidak memastikan berapa yang saya tambahkan Yang Mulia," kata Bharada E yang menyebut senjata jenis Glock-17 dengan magasin penuh berisi 17 butir peluru
Lalu, Bharada E pun langsung menyimpannya kembali senjatanya yang telah diisi tersebut dan kemudian mengembalikan kotak amunisi ke Ferdy Sambo.
Setelah itu, Sambo menyampaikan kepada Bharada E bahwa Putri Candrawathi telah dilecehkan oleh Brigadir J. Kemudian, tak berselang lama, Putri ikut duduk di sofa samping Ferdy Sambo. Bharada E mengatakan Ferdy Sambo dan Putri menangis saat menuduh Brigadir J.
Lantas, Ferdy Sambo langsung mengatakan bahwa Brigadir J harus mati. Kepada Bharada E, Sambo meminta agar Bharada E tembak mati Brigadir J.
Sebab, kata dia, kalau dia sendiri yang membunuh tidak akan ada yang membela. Ferdy Sambo pun menyampaikan rencananya.
"Jadi gini Chad, lokasinya di 46 (rumah dinas). Nanti di 46 itu Ibu dilecehkan oleh Yosua, terus Ibu teriak kamu respons, terus Yosua ketahuan. Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal," kata Bharada E menirukan perintah Ferdy Sambo.
Bharada E mengatakan, saat itu Ferdy Sambo menyampaikan jelas perintahnya, disebelahnya ada Putri Candrawathi. Kemudian Sambo menjelaskan kembali skenarionya dan menguatkan Bharada E.
"Sudah kamu enggak usah takut karena posisinya itu pertama kamu bela Ibu. Yang kedua kamu bela diri karena dia nembak duluan," kata Bharada E mengulangi omongan Ferdy Sambo.
Bharada E mengaku Putri Candrawathi saat itu sempat berbicara dengan Ferdy Sambo. Meski tidak terdengar jelas, Bharada E mengatakan Putri menyinggung soal CCTV dan sarung tangan.
"Saya kurang jelas memang dengar Ibu PC ngobrolnya kaya bagaimana, tapi sepintas-sepintas saya mendengar tentang bagaimana Ibu PC membahas CCTV dan sarung tangan Yang Mulia," ujar Bharada E.