Klenteng Sam Poo Kong Gelar Perayaan Imlek 3 Hari Penuh, Ada Barongsay Hingga Reog

Perayaan Imlek di Klenteng Sam Poo Kong Semarang.
Sumber :
  • VIVA/Teguh Jokow Sutrisno

VIVA Nasional – Tahun baru Imlek 2574 Kongzili atau 2023 diperkirakan lebih meriah dibanding perayaan tahun-tahun sebelumnya, karena Pemerintah telah mencabut aturan PPKM, sehingga kegiatan masyarakat pun lebih bebas. Termasuk perayaan Imlek.

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

Di Kota Semarang Jawa Tengah, Klenteng Sam Poo Kong Semarang menjadi favorit wisatawan untuk melihat kemeriahan perayaan Imlek. Nah, tahun ini, pengelola Sam Poo Kong menggelar acara perayaan Imlek selama 3 hari berturut-turut, mulai Sabtu 21 Januari 2023, dilanjutkan Minggu, dan Senin. Acara akan berlangsung mulai jam 09.00 hingga jam 17.00

Bagian humas Klenteng Sam Poo Kong, Wahyu menjelaskan, sejumlah atraksi hiburan telah disiapkan untuk menghibur pengunjung. Antara lain barongsay, liong, musik, serta kesenian tradisional Jawa Tengah seperti rampak buto, reog hingga jathilan.

Fakta-fakta WNA China Tewas Terjatuh di Kawah Ijen, Rok Tersangkut Pohon saat Foto

Aksi Barongsay di Klenteng Sam Poo Kong Kota Semarang Jawa Tengah

Photo :
  • Teguh Joko Sutrisno

"Kami menargetkan jumlah pengunjung pada perayaan Imlek tahun ini sebanyak 10 ribu orang, atau mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang ditargetkan 5.000 pengunjung," jelasnya.

7 Negara dengan Populasi Pedesaan Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 4

Selain hiburan, wisatawan juga tetap bisa keliling melihat arsitektur bangunan Klenteng Sam Poo Kong. Pengelola menetapkan tiket sebesar Rp 35 ribu pada hari Imlek tahun ini mengingat banyaknya hiburan termasuk mengundang artis nasional.

Sebagai informasi, Klenteng Sam Poo Kong merupakan peninggalan sejarah terkait masuknya pendatang dari Tiongkok, termasuk salah satu momen masuknya Islam pada abad ke 6, yang dibawa oleh Laksamana Ceng Ho, seorang pemimpin perang Tiongkok. 

Pada perkembangannya, kompleks Sam Poo Kong kemudian menjadi tempat peribadatan bagi warga keturunan Tionghoa. 

Di sini terdapat bangunan kecil yang masih utuh seperti aslinya. Sedangkan bangunan yang lain sudah direnovasi menjadi bangunan klenteng besar, panggung pertunjukan, kawasan kuliner,  termasuk patung raksasa Laksamana Ceng Ho.

Laporan: tvOne/Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya