Pemerintah Diminta IKN Jangan Cuma Bangun Fisik Saja

Desain Sekretariat Presiden di IKN Nusantara.
Sumber :
  • Dokumentasi Waskita Karya.

VIVA Nasional – Ketua Dewan Pengarah Lembaga Kajian Tanamula Nusantara (LKTN), M. Dwi Cahyono mengatakan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, tidak cukup hanya membangun infrastruktur fisiknya saja. Tapi, kata dia, perlu disiapkan juga lingkungan masyarakat dan lainnya.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

Penyiapan IKN Nusantara di PPU, kata dia, tentunya tidak cukup hanya dengan membangun infrastruktur fisiknya. Namun, simultan perlu disertai penyiapan lingkungan (ekologi), masyarakat (socio) dan budaya (cultural) atau eko-sosio-kultura yang adaptif terhadap serangkaian perubahan signifikan yang tengah dan bakal terus berlangsung di PPU sebagai IKN Nusantara serta daerah-daerah lain di sekitar sebagai penyangganya.

Pembangunan jalan lingkar sepaku yang menjadi konektivitas menuju IKN.

Photo :
  • Dok. PUPR
Kupas Tuntas Starlink, Satelit Elon Musk yang Siap 'Menerangi' IKN

“Penyiapan terhadap eko-sosio-kultura di area IKN Nusantara itu pastilah membutuhkan waktu yang tak singkat, dan karenanya musti dimulai dari sekarang,” Dwi melalui keterangannya pada Kamis, 26 Januari 2023.

Dosen Arkeolog ini menjelaskan fasilitas fisik baru sebagai lingkungan buatan, yang akan dihadirkan di IKN Nusantara [serta daerah-daerah penyangganya], mustilah harmoni dengan lingkungan alam setempat yang dikenal mempunyai keanekaragaman hayati sebagai ciri khas hutan Kalimantan.

Bahlil Bocorkan Isi Pembicaraan Jokowi dan Tony Blair: Energi Baru hingga IKN

"Selain itu, harmonis dengan perbukitan maupun lahan basah (wetland) lantaran hujan tropisnya yang ada di sekitarnya," ujarnya.

Menurut dia, penyiapan secara sosial perlu dilakukan terhadap warga sekitar area IKN Nusantara, yakni warga di wilayah PPU serta daerah-daerah sekitarnya, yang beruntung telah cukup lama hadir sebagai pemukiman yang relatif multi etnik, terdiri atas etnik-etnik setempat dan etnik-etnik pendatang.

Jalan lingkar sepaku, konektivitas menuju IKN.

Photo :
  • Dok. PUPR

"Ke depan, tentu kawasan IKN Nusantara bakal berubah menjadi kawasan yang lebih multi etnik, malahan multi nation, sebagai konsekuensi logis atas posisinya sebagai pusat negeri," jelas dia.

Masing-masing suku dan bangsa yang kelak berhuni di IKN Nusantara membawa budaya masing-masing, sehingga terbentuk kawasan pemukiman yang multi kultural [sebagaimana tercontoh di Jakarta]. "Warga setempat musti adaptif dengan tata kehidupan baru, etos kerja baru yang bakal ditumbuhkembangkan di IKN Nusantara," jelas dia.

Maka dari itu, Dwi mengatakan perlu antisipasi sedari dini karena perubahan pesat akan terjadi di IKN agar tidak terjadi keterkejutan budaya (culture shock) ketika kelak menghadapi perubahan yang sangat signifikan.

"Dengan adanya penyiapan sosial tersebut, warga setempat diharapkan tak teralienasi (proses menuju keterasingan) lantaran hadirnya tata kehidupan baru di lingkungan hidupnya," ungkapnya.

Untuk kepentingan itu, lanjut Dwi, semua pihak dibutuhkan kontribusinya untuk melakukan pendampingan, menjadi mitra pembelajaran, serta fasilitator bagi penguatan diri warga setempat agar mereka kelak tak terpinggirikan dalam dinamika yang terjadi di PPU dan daerah-daerah sekitarnya.

Desain Sekretariat Presiden di IKN Nusantara.

Photo :
  • Dokumentasi Waskita Karya.

"Ke depan alih lokasi IKN RI ke PPU dan sekitarnya bakal membawa kemajuan baru, membangun Indonesia baru, menghadirkan sejarah baru dalam perjalanan panjang sejarah Nusantara, suatu transformasi eko-sosio-kultura dari Titik Nol Nusantara Lama menuju ke Titik Nol Nusantara Baru," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya