Jokowi: Untung Pak Luhut, Erick dan Airlangga Enggak Kurus Gegara Ngurus Pandemi

Presiden Jokowi
Sumber :
  • Tangkapan layar Youtube PSI

VIVA Nasional – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut manusia sering lupa bersyukur. Menurut dia, masyarakat harusnya mengingat bagaimana perjuangan saat menghadapi pandemi COVID-19 pada tahun 2020 hingga akhir 2022.

“Kita ini sering lupa bersyukur, sering lupa. Tapi kalau kita ingat tahun 2020, 2021, 2022, wajib hukumnya kita bersyukur. Karena apa? Kita bisa mengendalikan COVID-19 dengan baik dan akhir tahun 2022 di Desember, PPKM sudah dicabut,” kata Jokowi saat acara Mandiri Investment Forum di Senayan pada Rabu, 1 Februari 2023.

Presiden Jokowi Puncak Perayaan Imlek Nasional 2023 di Lapangan Banteng Jakarta

Photo :
  • Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Awal-awal pandemi COVID-19 melanda Indonesia, Jokowi mengatakan bukan hal yang gampang. Karena menurut dia, tidak pernah ada negara dunia yang memiliki pengalaman pandemi seperti ini. “Jadi mau belajar dengan siapa, enggak ada. Pakemnya seperti apa, enggak ada. Standarnya seperti apa, enggak ada. Semuanya gugup,” ujarnya.

Saat itu, ia mengaku turbulensi ekonomi yang lagi datang tiba-tiba jatuh tersungkur. Tentu, kata dia, pemerintah memikirkan bagaimana cara mengendalikan kesehatan dan ekonomi, pandemi versus ekonomi bukan hal yang mudah.

“Ngurusin pandemi saja, enggak pernah tidur kita. Tanya nih tokoh-tokohnya ada di sini semua, Pak Airlangga, Pak Luhut, Pak Erick. Untungnya enggak sampai kurus badannya,” jelas dia.

Presiden Jokowi.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Menurut dia, pemerintah awal-awal bingung mencari masker, APD hingga ventilator oksigen ketika varian delta menyerang. Sebab, Jokowi mengatakan semua negara tidak mau melepaskan oksigen yang dimilikinya.

“Bingung pada saat puncak Delta, kita bingung mencari oksigen. Semua negara pegang enggak melepas yang namanya oksigen. Ventilator barang-barang yang dulu kita enggak ngerti, jadi ngerti. Oh ventilator itu,” ungkapnya.

Nah, Jokowi mengungkap hal yang paling sulit adalah vaksin. Saat itu, kata dia, semua negara ingin mendapatkan vaksin yang pertama. Kalau vaksin hanya sejuta atau dua juta itu mudah. Tapi, Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk sekitar 280 juta orang yang tersebar di 17.000 ribu pulau. “Tentu bukan hal mudah,” ucapnya.

Alhamdulillah, lanjut Jokowi, pemerintah telah menyuntikkan 450.051.000 vaksin kepada masyarakat dengan jumlah termasuk lima besar dunia. Bayangkan, pemerintah harus menyuntik masyarakat di atas gunung hingga menyeberangi sungai di pulau-pulau terluar.

Presiden Jokowi usai meninjau lokasi Sodetan Kali Ciliwung

Photo :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

“Oleh sebab itu, kita memang harus bersyukur. Pandeminya kita kendalikan tanpa lockdown,” katanya.

Jokowi meyakini masyarakat banyak yang ingin lockdown saat awal-awal pandemi datang, termasuk peserta yang hadir dalam acara Mandiri Investment Forum ini. Sebab, kata dia, Menteri Kabinet Indonesia juga 80 persen ingin dilakukan lockdown.

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension

“Menteri juga sama, 80 persen lockdown pak. Tapi kita ini ngitung masyarakat yang lain. Begitu kita lockdown, itungan kita saat itu tidak ada 3 minggu sudah rusuh. Karena tabungan mereka, stok mereka, bahan makanan tidak akan bisa lebih dari itu. Sehingga Shgga meskipun saat itu kita gagap gugup, tapi saya masih tenang, jernih dan bisa memutuskan. Alhamdulillah, tidak keliru,” pungkasnya.

Pertemuan Presiden Jokowi dan jajarannya dengan Bos Freeport McMoran Richard C A

Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share

President Joko Widodo (Jokowi) is aiming to complete negotiations on increasing the government's stake in Freeport Indonesia to 61 percent by June 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024