Polemik Kenaikan Biaya Haji, Ketum PBNU: Yang Mampu, Jadi Tidak Mampu

Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya
Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya
Sumber :
  • VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham

VIVA Nasional – Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menyoroti polemik kenaikan biaya haji di Indonesia. Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu mengatakan, jika biaya haji benar akan naik, maka masyarakat yang mampu, bakal menjadi tidak mampu.

Hal tersebut diungkap oleh Gus Yahya usai acara diskusi bertajuk Ngopi Bareng Gus Yahya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu 1 Februari 2023.

"Wajib hanya bagi yang mampu, nah kalau harganya naik, mungkin yang tadinya mampu menjadi tidak mampu. Itu sendiri sudah menggugurkan kewajibannya. Nah nanti mungkin karena keadaan berubah bisa mampu lagi kan kita lihat, namanya juga orang hidup," ujar Gus Yahya kepada wartawan, Rabu 1 Februari 2023.

Gus Yahya juga mengingatkan jika benar biaya haji akan naik, masyarakat Indonesia perlu turut serta mengawasi pembiayaan tersebut. Dia mengecam pemerintah Indonesia agar tidak pembiayaan haji itu tidak tercemar dengan korupsi. 

"Maka yang paling penting disini adalah bahwa masyarakat mengawasi, semua pihak mengawasi, jangan sampai dikorupsi, persoalan pembiayaan haji ini tercemar dengan korupsi. Jangan sampai ada korupsi dengan delik apapun dalih apapun," kata dia.

Kendati demikian, Gus Yahya mengaku tidak terlalu paham mengenai perhitungan biaya haji. Dia hanya mengingatkan pemerintah Indonesia tidak lari dari tanggung jawab untuk memberikan penanggungan setengah dari biaya haji masyarakat.

Halaman Selanjutnya
img_title