Viral Brimob Bentak Prajurit TNI, Kapendam Pattimura: Itu Salah Paham, Sudah Damai

Viral video Brimob bentak prajurit TNI.
Sumber :
  • Tangkapan layar video

VIVA Nasional - Viral video terjadi friksi antara seorang anggota TNI (Babinsa) dengan anggota Polri dari Brimob. Cekcok mereka diduga karena operasi penertiban kawasan tambang emas ilegal di Gunung Botak, Kabupaten Buru, Malulu.

Dalam video itu, Anggota TNI adalah Serka Marjan, Anggota Babinsa dari Koramil 1506-04 Waeyapo. Lalu, Anggota Brimob diketahui AKP Upril Uspril Walter Funwebun.  

Di video tersebut, Serka Marjan (Babinsa) beberapa kali dibentak AKP Upril. Bahkan, AKP Upril juga sempat menunjuk wajah Serka Marjan. Potongan video itu viral di media sosial seperti Tiktok.

Menanggapi itu, pihak Polda Maluku dan Kodam XVI Pattimura beri penjelasan. Kabid Humas Polda Malulu Kombes Pol M. Rum Ohoirat menyampaikan imbas kejadian tersebut, Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif sudah berkordinasi langsung dengan Pangdam Pattimura Mayor Jenderal TNI Ruruh Setyawibawa.

Menurut dia, baik Serka Marjan dan AKP Upril sudah berdamai.

"Bapak Kapolda Maluku juga sudah berkoordinasi dengan Bapak Pangdam XVI/Pattimura, dan kejadian itu hanyalah kesalahpahaman saja, sudah diselesaikan kedua pihak," kata Rum Ohoirat, Minggu, 5 Februari 2023.

Ohoirat mengaku, video adu mulut yang tersebar viral di medsos itu tidak utuh dan hanyalah potongan. Adu mulut terjadi karena adanya miskomunikasi. Meski demikian, ia bersyukur tak ada adu fisik imbas cekcok tersebut.

"Ini juga pertanda keduanya saling menghargai. Hanya karena viral saja di medsos, sehingga menimbulkan multitafsir," jelasnya.

Hal senada disampaikan, Kapendam XVI/Pattimura Kolonel Adi Prayoga, menambahkan, persoalan adu mulut tersebut sudah diselesaikan kedua belah pihak secara kekeluargaan. Dia mengatakan kejadian itu hanya salah paham saja. 

"Sekali lagi kami sampaikan kejadian itu hanya salah paham saja dan mis komunikasi antara anggota Babinsa dengan anggota Brimob. Tapi semuanya sudah berakhir, dan sudah diselesaikan secara damai," ujar Ohoirat.

Anggota Brimob dan Prajurit TNI yang sempat cekcok berdamai

Photo :
  • Christ Belseran-tvOne

Untuk diketahui, Polda Maluku saat ini tengah melaksanakan operasi penertiban terhadap Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di kawasan tambang emas Gunung Botak, Buru. Operasi penertiban terhadap para penambang ilegal dilakukan bersama tim terpadu yang meliputi TNI, Polri dan pihak terkait lainnya.

"Jadi operasi ini dilakukan oleh tim terpadu bersama TNI dan instansi terkait," sebut Ohoirat.

Sebelumnya, dalam video viral di media sosial, ada TNI Babinsa yang dibentak-bentak anggota Brimob. TNI Babinsa adalah Serka Marjan dari Koramil 1506-04 Waeyapo. Lalu, anggota Brimob adalah AKP Upril Uspril Walter Funwebun Ketua Operasi Penertiban Kawasan tambang Ilegal di Gunung Botak.  

4 Sosok Jenderal Bintang 4 Kelahiran Tanah Sunda, Pernah Jadi KSAD dan Panglima TNI

Beberapa kali dalam video ini Serka Marjan (Babinsa) dibentak oleh anggota Brimob ini. Tak hanya itu dengan tangan oknum sempat menunjuk wajah Babinsa.

“Kau maksudnya apa. Sekarang kamu suruh masyarakat hadang kita sekarang,” tanya oknum anggota brimob.

Top Trending: Wanita Dilarang Naik Kendaraan Online karena Bernama Ini, Komika Usir Ibu Menyusui

“Saya tidak pernah melarang masyarakat komandan," jawab Serka Marjan kepada Anggota Brimob. 

"Maksudnya saya bilang harus ada masuk ke sini untuk lapor komandan,” lanjut Marjan.

Viral Pegawai Minimarket Ribut dengan Tukang Parkir Liar, Netizen: Premanisme Terselubung

AKP Uspril membantah kehadiran mereka untuk operasi penyisiran lokasi tambang emas ilegal seharusnya tak dipersoalkan bahkan dilaporkan kepada seorang Babinsa.

“Apakah saya harus melapor kamu saat kita masuk ke sini, apa saya harus lapor kamu?" tutur AKP Uspril dengan membentak.

"Kita bukan menyurati kamu, kita menyurati Dandim. Pangkat berapa kita koordinasi sama kamu,” lanut AKP Uspril.

Meski terus dibentak, Serka Marjan hanya membalas kata-kata oknum Brimob tersebut dengan santai. Dia meminta mestinya ada koordinasi yang dilakukan sebelum melakukan operasi penyisiran penambang ilegal.  

Laporan: Christ Belseran, Ambon-Maluku

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya