Momen Zulhas Temui Dubes Turki, Sampaikan Belasungkawa Gempa Dahsyat M7,8
- Dok. Istimewa
VIVA Nasional – Menteri Perdagangan atau Mendag RI Zulkifli Hasan menyambangi kantor kedutaan besar Turki di Jakarta Rabu 8 Februari 2023. Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Zulhas itu bertemu dengan Duta Besar Republik Turki untuk Indonesia Ahmet Cemil Miroglu.
Zulhas menyampaikan ungkapan belasungkawa yang mendalam atas terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 yang terjadi pada Senin 6 Februari 2023. "Menyampaikan belasungkawa dan rasa simpati yang mendalam atas tragedi gempa bumi beberapa hari lalu yang menewaskan ribuan orang," kata Zulhas dalam keterangan pers yang diterima, Rabu.
Mendag RI Zulkifli Hasan temui Dubes Turki Untuk Indonesia Ahmet Cemil Miroglu
- Dok. Istimewa
Zulhas juga mengatakan bahwa Indonesia selalu ada untuk Turki dalam melewati masa sulit ini. Zulhas memastikan bahwa Indonesia siap membantu pemerintah Turki untuk penanganan Gempa dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,8 itu.
"Indonesia siap untuk membantu Pemerintah Turki dalam penanganan gempa," kata Ketua Umum PAN ini.
Sebelumnya diberitakan, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki pada Senin, 6 Februari 2022. Gempa terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat, di kedalaman 17,9 km (11 mil) di dekat kota Gaziantep.
Melansir dari BBC Internasional, Gempa tersebut dirasakan di Ibu kota Ankara dan kota-kota lainnya, serta dirasakan di seluruh wilayah Turki. Laporan mengenai gempa itu mengatakan bahwa beberapa bangunan runtuh, dan sejumlah orang mungkin terjebak dalam runtuhan puing-puing bangunan.
Korban tewas terbaru dari bencana gempa berkekuatan 7,8 skala richter Turki telah mencapai 7.800 jiwa. Korban tewas di Turki sendiri sudah mencapai 5.894 orang sedangkan 1.932 orang tewas di Suriah dengan total 7.826 kematian.
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan
- Dok. Istimewa
Melansir dari The Guardian, Rabu, 8 Februari 2023, ada kekhawatiran bahwa jumlah korban akan terus meningkat, dengan pejabat Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan hingga 20.000 orang mungkin telah meninggal akibat peristiwa tersebut.
Terkait peristiwa ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga telah memberlakukan keadaan darurat di Turki selama tiga bulan. Langkah tersebut diambil Erdogan agar tim evakuasi dan penyelamat dapat dilakukan dengan cepat di Turki tenggara.
