Pengelolaan Sampah Perlu Sinergi Semua Pihak, Media Berperan Penting Edukasi Masyarakat

General Manager IPRO Zul Martini Indrawati saat menjadi pembicara di acara Media Coaching Workshop tentang Pengelolaan Sampah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lis Yuliawati

VIVA Nasional – General Manager Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) Zul Martini Indrawati menyebutkan, Indonesia harus mulai serius mengatasi persoalan sampah. Sebab, setiap tahun volume sampah meningkat. 

PPLI Pastikan Rutin Lapor Pantauan Lingkungan ke DLH hingga KLHK

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2021 volume sampah nasional mencapai 68,5 juta ton. Kemudian pada 2022 volume sampah meningkat menjadi 70 juta ton.

Hal itu dikemukakan Martini saat Media Coaching Workshop tentang Pengelolaan Sampah, di Jakarta, Rabu, 8 Februari 2023.  "Dengan kondisi ini, kita semua harus bergerak, bersinergi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan media. Media memegang peran penting dalam melakukan edukasi, kekuatan tulisan dan pemberitaan yang menginspirasi dapat menggerakkan perubahan perilaku di masyarakat, misalnya dengan story telling," kata Martini. 

Strategi Perhutani Group Jadikan Cikole Lembang Kampung Bebas Sampah

Martini mengatakan, peran media dalam menjelaskan pengelolaan sampah di Indonesia kepada masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai perspektif ketika informasi tentang isu-isu lingkungan, khususnya persampahan, lebih banyak diketahui oleh media. "Semakin banyak informasi yang diserap, maka akan semakin banyak perspektif yang bisa ditulis dari sudut pandang jurnalis," ujarnya.

Menurut Martini, IPRO hadir untuk membantu sektor swasta mengimplementasikan tanggung jawabnya mengelola sampah. Saat ini, jumlah anggota IPRO ada 15 perusahaan, antara lain Danone, Coca Cola, Nestle, Unilever, L'Oreal. Perusahaan-perusahaan ini berkolaborasi dengan mitra penggumpulan melalui IPRO untuk take back sampah usai konsumsi untuk kemudian didaur ulang. 

Kemendagri Minta Pemda Pisahkan Regulator dan Operator Pengelola Sampah

Director of Corporate Responsibiliy L’Oreal Indonesia Mohammad Fikri.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Lis Yuliawati

Director of Corporate Responsibiliy, L’Oreal Indonesia Mohammad Fikri mengatakan, pihaknya bergabung dengan IPRO mulai tahun lalu. Ada sejumlah langkah yang dilakukan untuk mengurangi sampah. Di antaranya mengurangi produk sachet, menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang.

L’Oreal juga menyediakan tempat-tempat atau drop box untuk lokasi pengumpulan bekas kemasan produknya di mal-mal. “Sampahnya dikembalikan untuk didaur ulang,” ujar Fikri.

Selain itu, perusahaan ini juga menerapkan program jemput sampah ke rumah-rumah di wilayah Jabotabek secara gratis. Pada tahun 2021, program jemput sampah telah mengumpulkan 100 ton bekas kemasan produk. Kemudian pada tahun lalu mengumpulkan 250 ton untuk didaur ulang. “Tidak ada batas minimum untuk penjemputan sampahnya,” kata Fikri.

Sementara Lina Tri Mugi Astuti dari Sekolah Ilmu Lingkungan Indonesia Universitas Indonesia mengatakan, sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan sektor swasta serta masyarakat harus terus didorong. Apalagi Indonesia sudah memiliki payung hukum berupa UU Pengelolaan Sampah Nomor 18 Tahun 2008 dan Permen LHK P.75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. 

"Produsen memiliki tanggung jawab melakukan pengelolaan sampah dengan menarik kembali sampahnya, melakukan daur ulang dan melaksanakan edukasi ke masyarakat. Jika tiga pilar ini dilaksanakan dengan baik dan benar, maka penanganan sampah bisa maksimal," kata Lina. 

Pada acara Media Coaching Workshop ini  diperkenalkan juga organisasi jurnalis  peduli lingkungan bernama Aliansi Jurnalis Lingkungan Indonesia (AJLI).

AJLI beranggotakan para jurnalis dari media-media di Indonesia.  "Jurnalis yang terhimpun di AJLI sepakat untuk berkontribusi memotivasi dan mempersuasi para stakeholders untuk peduli lingkungan sekaligus mengedukasi masyarakat," kata Ketua AJLI Eni Saeni.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya