Jusuf Kalla Minta Pengguna Medsos Tidak Sebar Hoaks Jelang Pemilu

Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK).
Sumber :
  • VIVA/Supriadi Maud

VIVA Nasional – Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009, Jusuf Kalla mengimbau kepada seluruh pengguna media sosial untuk tidak menyebarkan informasi yang mengandung hoaks. Khususnya jelang pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.

135 Purnawirawan TNI-Polri Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Sengketa Pilpres

Dia juga beranggapan bahwa salah satu pemicu polarisasi politik adalah penggunaan media sosial yang disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks.

Hal tersebut diungkap Jusuf Kalla saat menghadiri acara HUT ke 15 tvOne di Ballroom Four Seasons, Jakarta, pada Selasa, 14 Februari 2023. 

Arti dan Peran Amicus Curiae yang Diajukan Megawati dan Habib Rizieq ke MK

"Ya tentu media sosial ini penting, tapi akhir-akhir ini kepercayaan kita menurun karena begitu banyaknya berita atau mendesain berita hoax atau tidak benar. Mungkin perlu juga para yang suka media sosial minimal tertib lah. Supaya kepercayaan kita tetap ada, karena ini menurun," kata Jusuf Kalla.

Ilustrasi logo parpol peserta Pemilu 2024.

Photo :
  • Dok. VIVA
Sekjen Gerindra Sebut Syarat Utama Bakal Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran 

Meski demikian, Jusuf Kalla tetap mengaku bahwa media sosial itu penting untuk menyebarkan informasi yang cepat. Akan tetapi, kata dia, media sosial harus dipergunakan dengan bijak.

"Tetap bagaimanapun media sosial itu penting memberi informasi asal jangan cenderung untuk menipu," ucap Jusuf Kalla

"Ya soalnya karena teknologi, soal kecepatan. Kalau media sosial kan, menit ini juga kita tahu informasinya, jadi menurut kita ini teknologi merubah sistem itu dan kita manfaatkan ada yang baik dan ada juga yang manfaatkannya kurang bagus," sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, pegiat media sosial atau medsos diminta bisa berkontribusi positif jelang dan selama Pemilu 2024. Jangan sampai pegiat medsos malah jadi pelaku penyebar informasi hoaks terkait Pemilu.

Demikian dibahas dalam dialog publik "Menampik Berita Bohong, Ujaran Kebencian, Politik Identitas dan SARA Pada Pemilu 2024" di Jakarta, Kamis, 26 Januari 2023.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyampaikan agar semua pihak bisa bijak dan belajar dari pengalaman sebelumnya. Ia bilang seperti itu agar  suasana politik tetap teduh selama pelaksanaan Pemilu 2024.

"Sudah cukup dengan pengalaman masa-masa lalu mari kita bijak menjaga suasana tetap kondusif menjelang Pemilu 2024," kata Dedi.

Pun, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asyari menyampaikan, media sosial jadi paling dominan ditemukannya informasi negatif. Hasyim menyoroti area medsos mudah untuk lakukan provokasi kemudian diviralkan. Imbasnya berdampak dengan penggiringan opini.

Ia menyebutkan, distribusi informasi terkait Pemilu 2024 cenderung lebih ramai dan banyak beredar di media sosial sebesar 89 persen. Sementara, sisanya hanya 11 persen di media massa.

Hasyim mengatakan, pihaknya punya staregi dengan melakukan counter issue di medsos KPU. Selain itu, KPU juga menampilkam cek fakta hoaks di laman kpu.go.id.

Meski demikian, dia menilai masih perlu adanya aturan yang melibatkan pemilik platform dan kolaborasi multi pihak dalam pembagian peran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya