Jemaah Haji Indonesia 2023 Bakal Pakai Visa Bio

Dirjen PHU Hilman Latief menemui otoritas Arab Saudi.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenag.

VIVA Nasional – Kementerian Agama terus memastikan semua keperluan Jemaah Haji Indonesia 1444 Hijriah atau 2023 terpenuhi dengan baik. Koordinasi dengan otoritas Haji Arab Saudi pun terus dilakukan.

Aplikasi Pencari Ikan di Laut Bantu Nelayan Bali, Karya Yoga Pratama

Tim Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag dengan delegasi Arab Saudi pun mengadakan pertemuan di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi kemarin. Hasilnya, Kemenag dan otoritas Arab Saudi sepakat untuk menggunakan Aplikasi Visa Bio untuk seluruh Jemaah Haji Indonesia 1444 H/2023 M.

Aplikasi ini digunakan dalam proses penerbitan visa melalui pendaftaran fitur biometrik wajah, sidik jari, serta fotokopi paspor. Penggunaan aplikasi Saudi Visa Bio ini memungkinkan jemaah melakukan pendaftaran secara mandiri, tanpa perlu mengunjungi kedutaan dan konsulat Arab Saudi atau pusat penerbitan visa di Indonesia. Aplikasi Saudi Visa Bio ini sudah tersedia di playstore maupun app store.

Bakal Jadi Smart City, Ini Fasilitas Modern yang Akan Ada di IKN

Delegasi ini terdiri atas perwakilan Kementerian Haji dan Umrah, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, General Authority of Civil Aviation (GACA), Wukala, serta tim Visa Bio dan tim Makkah Route. Mereka dipimpin oleh Abdurrahman Al Bijawi dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi.

Proses Pemeriksaan Visa Jemaah Haji 2019

Photo :
  • VIVA/Darmawan/MCH 2019
Ayah Dinar Candy Ikut Dihujat, Minta Dinasihati soal Anaknya yang Dituding Pelakor

Dari Kemenag, hadir Dirjen PHU Hilman Latief. Ikut mendampingi Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab beserta jajarannya.

"Penggunaan aplikasi Saudi Visa Bio akan diterapkan pada seluruh Jemaah Haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M untuk memberikan kemudahan dan kecepatan pemeriksaan jemaah saat datang di bandara Arab Saudi," terang Hilman di Jakarta, dikutip Jumat, 10 Maret 2023.

"Aplikasi ini dapat diunduh melalui gawai masing-masing jemaah dan seluruh identitas termasuk sidik jari dan wajah jemaah direkam pada aplikasi tersebut," sambungnya.

Selain itu, rapat koordinasi dua negara ini juga membahas implementasi Mecca Route atau fast track. Tahun ini, fast track akan kembali dilaksanakan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), bagi jemaah dari DKI Jakarta, Banten, Lampung, dan sebagian Jawa Barat.

"Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan, pihak Saudi meminta fasilitas ruang tunggu fast track Bandara Soetta yang lebih luas dan akses yang lebih mudah," ujar Hilman. 

Layanan fast track, kata Hilman, sudah dimulai sejak 2018. Melalui layanan fast track, proses imigrasi jemaah haji dilakukan sejak di bandara Indonesia. Sehingga, mereka tidak perlu diperiksa paspor dan visanya lagi saat tiba di Arab Saudi.

Petugas imigrasi mengecek paspor dan visa jemaah haji di Embarkasi Solo, Selasa (1/8/2017)

Photo :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq

"Jumlah jemaah yang akan dilayani oleh fasilitas fast track sebanyak 55.321 jemaah," tegasnya 

Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab menambahkan, untuk keberlanjutan layanan fast track, pihak Arab Saudi meminta agar MoU antara Indonesia dan Arab Saudi bisa segera dilakukan. Dengan begitu, perencanaan fast track dapat dilakukan lebih awal.

"Untuk lokasi fasilitas fast track, akan dilakukan pembahasan bersama dengan pihak Otoritas Bandara Soetta, Angkasa Pura 2, Imigrasi, Avsec, dan maskapai penerbangan," sebutnya.

Dalam pertemuan ini dibahas juga tentang jadwal penerbangan Haji. Pihak GACA Saudi sudah meminta Ditjen PHU dan maskapai tentang jadwal penerbangan Haji. "Jadwal sudah dibuat bersama antara Ditjen PHU dengan maskapai. Kami sepakat dalam sehari rata-rata sebanyak 17 kloter yang akan berangkat dari berbagai embarkasi ke Arab Saudi," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya