Pengamat: Kekhawatiran Presiden Jokowi Soal Polarisasi Politik Kini Terbukti

Ilustrasi kampanye politik
Ilustrasi kampanye politik
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA Nasional – Peneliti Senior di Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam mengatakan kekhawatiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal polarisasi politik di masyarakat kini terbukti. Hal itu tercermin dari hasil Survei Nasional yang dilakukan oleh Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) bahwa polarisasi politik di Indonesia fakta terjadi baik di dimensi dunia maya maupun dunia nyata.

Presiden Jokowi sebelumnya beberapa kali menyampaikan terkait kekhawatirannya mengenai polarisasi pada pemilu 2024 mendatang. Dengan fakta yang tercermin dari hasil survei, Surokim berharap kenyataan itu harus menjadi kesadaran bersama sehingga dapat dilakukan langkah antisipatif agar tidak memberikan dampak negatif yang lebih luas. 

“Kekhawatiran itu wajar dan ini kan sebenarnya residu dari pilpres dan beberapa pilkada sebelumnya. Jadi itu residu, nah memang harus diantisipasi dan itu harus dilakukan oleh semua pihak, saya kira tidak hanya dari partai politik, kandidat dan penyelenggara ya, memang harus serius supaya kemudian polarisasi itu bisa diminimalisasi,” ujar Surokim dalam keterangannya kepada wartawan, Senin 20 Maret 2023.

Kampanye kebangsaan Indonesia kesatuan bangsa (Foto ilustrasi).

Kampanye kebangsaan Indonesia kesatuan bangsa (Foto ilustrasi).

Photo :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Dikatakan Surokim, tujuan dari pemilu dilaksanakan bukan untuk memecah belah, melainkan memperkuat kesatuan dan persatuan masyarakat sebagai bangsa. Dengan biaya politik yang mahal, seharusnya mampu memberikan harmonisasi bukan malah mempertajam polarisasi. “Untuk apa kita menyelenggarakan pemilu mahal-mahal kalau kemudian hasilnya justru memicu konflik dan polarisasi yang kemudian bisa membahayakan keutuhan negara,” paparnya.

Surokim menambahkan, untuk meminimalisir terjadinya polarisasi para kandidat harus lebih banyak berbicara program apa yang akan ditawarkan kepada masyarakat.

“Jadi pesan ini mestinya harus disuarakan oleh semua pihak makanya kita berkepentingan untuk terus mendorong pemilu programatik itu tujuannya itu supaya kemudian tidak bicara kandidat melulu. Tetapi lebih pada program-program karena kalau kita bicara pada pemilu programatik otomatis bisa mereduksi itu polarisasi polarisasi itu,” ucapnya.

Halaman Selanjutnya
img_title