Heboh Aliran Sesat Puang Nene, Pimpinannya Ngaku Nabi dan Pengikutnya Tak Wajib Salat

Ilustrasi aliran sesat.
Sumber :
  • Pixabay/ Matryx

VIVA Nasional – Warga Sulsel kembali dihebohkan dengan kemunculan aliran sesat di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pemimpin aliran yang diduga sebagai aliran sesat itu bernama Puang Nene yang mengaku sebagai nabi dan tidak mewajibkan pengikutnya untuk salat.

Viral Muazin di Dubai Ubah Lafal Azan saat Badai, Apa Hukumnya?

Kepala Desa Mattirowalie Andi Swandi menuturkan, bahwa aliran sesat ini mulai dikenal di media sosial dengan diberi nama Al Mukarramah. Dalam ajarannya, aliran tersebut tidak melaksanakan salat dan pimpinannya dianggap sebagai nabi.

"Jadi aliran ini dikenal sebagai aliran Puang Nene. Diajarannya itu mereka tidak dianjurkan salat, dan ada dua pimpinan besarnya itu mengaku nabi," kata Swandi saat dimintai konfirmasi, Kamis 23 Maret 2023.

FKUB Sulsel Larang Pendeta Gilbert Datang ke Makassar, Ini Alasannya

Ilustrasi garis polisi.

Photo :
  • VIVA/Yandi Deslatama

Dia menjelaskan, bahwa aliran sesat itu  diduga awalnya masuk di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone sekitar tahun 2020. Saat itu, pengikut awal sudah mencapai 40-an dari dua desa di Kabupaten Bone.

Imam Masjid di Inggris Dilaporkan ke Polisi Gegara Izinkan Siswa Salat

Swandi menyebut, pihaknya bersama warga setempat sempat melakukan teguran langsung terkait aktivitas dari aliran Puang Nene. Namun aliran Puang Nene masih terus berlanjut dan tetap melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Jadi awalnya mereka masuk pas tahun 2020. Dan itu sudah ada 40 an pengikut dari dua desa. Salah satunya desa kami di Mattirowalie. Tapi kami dan warga setempat sempat menegur mereka karena diduga sesat jadi kami kira sudah berhenti. Tapi belakangan ternyata masih berjalan aktivitas mereka," ungkap Swandi

Lebih lanjut, Swandi mengaku jika pihaknya telah beberapa kali melakukan proses mediasi aliran tersebut. Namun, lagi-lagi pimpinan dari mereka tidak pernah datang.

Kendati begitu, Swandi juga mengaku akan terus koordinasi dengan Pemerintah desa dan kecamatan, Polsek Libureng, serta tokoh masyarakat agar melakukan pertemuan untuk membahas langkah yang tepat dalam menangani kasus tersebut

"Untuk saat ini kita masih sementara musyawarah membahas ini apakah kita ambil sikap dengan ditindaki atau bagaimana. Karena kita juga tidak bisa tindaki secara langsung, jangan sampai kita dituntut balik," terangnya.

Ilustrasi garis polisi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Sementara itu, pihak Kepolisian Resort (Polres) Bone saat ini tengah turun tangan menyelidiki keberadaan aliran sesat tersebut. Sebab, sejumlah warga yang berada di Kabupaten Bone sudah mulai dibuat resah dengan kemunculan aliran sesat itu.

"Iya benar, sementara kita masih diselidiki dulu dugaan aliran sesat ini," singkat Kasubsi PIDM Sihumas Polres Bone, Ipda Rayendra saat dimintai konfirmasi terpisah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya