MUI akan Bina Aliran Sesat Puang Nene yang Pimpinannya Ngaku Nabi

Ilustrasi aliran sesat.
Sumber :
  • Pixabay/ Matryx

VIVA Nasional - Kelompok Puang Nene atau Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara yang diduga aliran sesat di Kabupaten Bone membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) bereaksi.  

Heboh! Beredar Foto Pendeta Gilbert Peluk Bendera Israel

MUI Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mengaku akan turun langsung memberikan pembinaan terhadap pengikut serta pimpinan Puang Nene. 

"Benar, Insyaallah mudah-mudahan kita bisa bina. Kita usahakan segera. MUI kecamatan sudah ditugaskan," kata Ketua MUI Bone, Prof KH Muh Amir HM, saat dikonfirmasi, pada, Jumat 24 Maret 2023. 

Terima Maaf Pendeta Gilbert, MUI: Dia Tidak Ada Niat Menghina Islam

Dia menjelaskan, selama aliran Puang Nene tak terlibat dalam tindak terorisme dan radikalisme, maka MUI berupaya melakukan pembinaan. 

"Selama tidak mengarah pada terorisme dan radikalisme, Insyaallah kami dari MUI akan berusaha membinanya," ujar Amir. 

Usai ke Rumah Jusuf Kalla, Pendeta Gilbert Datangi MUI untuk Minta Maaf

Buku aliran sesat

Photo :
  • Ahmad Zahrir Ridlo | Surabaya Post

Meski demikian, Amir juga berharap agar pimpinan maupun pengikut Puang Nene tak diproses hukum lebih dahulu. Dia mengatakan demikian agar MUI bisa lebih mudah dalam proses pembinaan. 

"Jadi kami juga meminta kepada penegak hukum agar tidak langsung memproses hukum selama tidak mengarah ke terorisme. Karena kami juga berusaha membinanya," lanjut Amir.
 
"Kalau masih di wilayah pemahaman-pemahaman itu, berarti wilayahnya tokoh agama untuk memberikan pengertian," ujarnya. 

Sebelumnya, warga Sulsel dihebohkan dengan kemunculan aliran yang diduga sesat di Kabupaten Bone. Pemimpin aliran sesat itu bernama Puang Nene yang mengaku sebagai nabi dan tidak mewajibkan pengikutnya untuk salat. 

Kepala Desa Mattirowalie Andi Swandi mengatakan, aliran sesat ini mulai dikenal di media sosial dengan diberi nama Al Mukarramah. Dalam ajarannya, aliran tersebut tak melaksanakan salat dan pimpinannya dianggap sebagai nabi. 

"Jadi, aliran ini dikenal sebagai aliran Puang Nene. Diajarannya itu mereka tidak dianjurkan salat, dan ada dua pimpinan besarnya itu mengaku nabi," kata Swandi, Kamis 23 Maret 2023. 

Dia menjelaskan, aliran sesat itu  diduga awalnya masuk di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone sekitar 2020. Saat itu, pengikut awal sudah mencapai 40 an dari dua desa di Kabupaten Bone. 

"Jadi, awak mereka masuk pas tahun 2020. Dan itu sudah ada 40 an pengikut dari dua desa. Salah satunya desa kami di Mattirowalie," ujarnya. 

"Tapi, kami dan warga setempat sempat menegur mereka karena diduga sesat jadi kami kira sudah berhenti. Tapi belakangan ternyata masih berjalan aktivitas mereka," tutur Swandi 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya