DPR Yakin Korupsi Tukin Tak Hanya di Kementerian ESDM, KPK Diminta Kembangkan
VIVA Nasional – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meyakini kasus dugaan korupsi dana tunjangan kinerja (tukin) tak hanya terjadi di Kementerian ESDM. Dia menduga praktik korupsi serupa juga terjadi di instansi lain. Mulyanto meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengembangkan praktik rasuah ini di kementerian dan lembaga lain yang mengelola dana tukin.
"Modusnya bisa jadi sama. Karena itu sangat mudah bagi KPK untuk menyelidiki perkara ini di tempat lain," kata Mulyanto, Kamis, 30 Maret 2023.
Gedung Kementerian ESDM
- vivanews/Andry Daud
Mulyanto mengatakan dugaan korupsi dana tukin sejatinya bisa diantisipasi bila Inspektur Jenderal bekerja sesuai aturannya. Nahasnya, dana pemeriksaan Itjen di beberapa kementerian dan lembaga malah dipotong juga sehinga kegiatan pengawasan jadi tidak maksimal.
"Irjen harusnya dapat mengendus kasus ini lebih dulu. Ini mungkin karena anggaran pemeriksaan yang terbatas dan terkena pemotongan. Harusnya Inspektorat Jenderal (Itjen) bisa lebih aktif melakukan pengawasan dan penindakan," kata Wakil Ketua Fraksi PKS tersebut.
Mulyanto pun mengaku heran dugaan korupsi tukin ini terungkap karena laporan masyarakat, bukan berdasarkan temuan Itjen. Diekankannya Ini menandakan kinerja Itjen masih sebatas rutinitas, sehingga tak mampu mengidentifikasi adanya penyimpangan dan penyelewengan anggaran.
"Pengaduan masyarakat ini kemungkinan besar dalam kasus seperti ini berasal dari dalam kementerian, yakni pegawai yang dirugikan," ujarnya.
Karena itu, Mulyanto meminta anggaran Itjen di setiap kementerian ditingkatkan. Penambahan anggaran diyakini Mulyanto bisa meningkatkan pengawasan agar program reformasi birokrasi dapat berjalan sesuai rencana.
"Dalam rapat pembahasan anggaran saya pernah mengusulkan agar anggaran itjen Kementerian ESDM ini ditingkatkan," ujarnya.
Ilustrasi Ruang Kerja Disegel KPK
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
Diketahui KPK tegah megusut kasus Tukin di Kementerian ESDM. Lembaga antirasuah itu juga telah menggeledah sejumlah tempat. Meski sudah menyatakan tersangka pada kasus ini lebih dari satu orang, namun lembaga antikorupsi ini belum menjelaskan identitas para tersangka tersebut.
