BNPT: Lebih Susah Menderadikalisasi Perempuan Daripada Laki-laki

- ANTARA/Luqman Hakim
VIVA Nasional – Proses deradikalisasi terhadap perempuan yang pernah terlibat dalam jaringan terorisme, dianggap bukan suatu yang mudah.
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Nisan Setiadi menyebut deradikalisasi terhadap perempuan yang pernah bergabung dengan jaringan kelompok terorisme bukan praktik mudah.
"Perempuan itu kalau sudah kena (paham radikal) itu susah lepasnya. Jadi, lebih susah menderadikalisasi perempuan daripada laki-laki," kata Nisan dalam diskusi bertajuk Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP): Cerdas Digital, Satukan Bangsa dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Kamis, dikutip dari Antara.
Menurut dia, kaum perempuan memiliki loyalitas tinggi terhadap doktrin yang diterima sehingga menjadi pertimbangan jaringan teroris untuk gencar merekrut mereka sebagai anggota.
"Perempuan itu mudah dipengaruhi, terutama yang memiliki masalah dalam keluarga. Selain itu, kaum perempuan dianggap sangat loyal," kata dia.
Menurut dia, kaum perempuan kini bukan lagi sekadar berpeluang menjadi korban, melainkan juga berpotensi menjadi pelaku utama dalam aksi terorisme.
Seorang wanita bernama Siti Elina (SE) yang pada bulan Oktober 2022 hendak menerobos masuk ke Istana dengan membawa pistol, menurut dia, adalah salah satu bukti bahwa perempuan tidak hanya berpotensi menjadi korban, tetapi juga pelaku.