4 Orang Kaya Indonesia Tembus Posisi 100 Besar Orang Terkaya di Dunia

Dewi Kam, Wanita Terkaya di Indonesia
Sumber :
  • Tangkap Layat Channel Youtiube WMYGOD

VIVA Nasional – Beberapa konglomerat asal Indonesia, masuk ke jajaran orang terkaya versi yang dikeluarkan oleh Forbes. Seperti diketahui, Forbes setiap harinya memiliki daftar susunan miliarder dari seluruh dunia yang diperbarui setiap saat sesuai dengan perubahan harta konglomerat dunia.

Alasan Kejaksaan Agung Izinkan 5 Smelter Timah Tetap Beroperasi Meski Disita

Pada Senin 10 April 2023 lalu, ada 4 nama masuk ke jajaran orang paling kaya seluruh dunia. Di antaranya, 3 orang memiliki kekayaan yang bersumber dari industri batu bara dan satu orang dari industri pabrik.

Berikut keempat konglomerat asal Indonesia yang baru masuk ke jajaran Forbes Real Time Billionaire:

PT BMI Ajukan PK Kasus Sengketa Lahan ke MA, Minta Eksekusi Ditunda

1. Dewi Kam

Dewi Kam, Wanita Terkaya di Indonesia

Photo :
  • Tangkap Layat Channel Youtiube WMYGOD
Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Dewi Kam masuk dalam urutan pertama wanita terkaya Indonesia yang memiliki harta kekayaan senilai US$ 4,2 miliar. Kekayaannya berasal datu bisnis batu bara Bayan Resources yang beroperasi di Tanah Air.

Wanita yang kini berusia 72 tahun ini masuk ke dalam urutan 659 orang terkaya dunia dan 21 urutan terkaya Indonesia.

Dewi Kam mendapatkan sebagian besar kekayaannya dari saham minoritas di perusahaan tambang batu bara Bayan Resources di Indonesia. Saham Bayan Resources naik tiga kali lipat pada 2022 di tengah krisis energi global.

Dewi Kam juga memiliki kepentingan dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik.

2. Eddy Sugianto

ilustrasi uang dolar

Photo :
  • vstory

Menempati posisi ke 32 dalam daftar orang terkaya di Indonesia, Eddy Sugianto memiliki kekayaan US$ 1,27 miliar atau setara dengan Rp 18,6 Triliun. Dia adalah pendiri grup tambang batu bara Mandiri dan Presiden Komisari Prima Andalam Mandiri.

Keluarga Eddy memiliki sekitar 70% perusahaan secara langsung dan tidak langsung melalui perusahaan induk Edika Agung Mandiri dan Prima Andalan Utama. Eddy sendiri dikabarkan memang sudah menjabat sebagai komisaris utama Prima Andalan Mandiri sejak tahun 2005.

Sebagai informasi, Prima Andalan Mandiri sendiri pertama kali didirikan pada tahun 2005 oleh Edika Agung Mandiri dan Prima Andalan Utama. Pada tahun 2011 perusahaan tersebut mengakuisisi penambang batubara Mandiri Intiperkasa, kontraktor batubara Mandala Karya Prima dan perusahaan pelayaran batubara Maritim Prima Mandiri.

Perusahaan memperoleh kontrak batubara pada tahun 1994 untuk area seluas 50.000 hektar di Kalimantan Utara, salah satu pusat batubara Indonesia. Mandiri Intiperkasa mulai berproduksi pada tahun 2004 dan sejak itu menjual batubara dengan merek Mandiri Coal.

Sementara itu Prima Andalan Mandiri adalah salah satu perusahaan batu bara di Indonesia, pengekspor batu bara termal terbesar di dunia, yang diuntungkan dengan melonjaknya harga batu bara.

3. Ghan Djoe Hiang

Ilustrasi punya banyak uang.

Photo :
  • U-Report

Ghan Djoe Hiang merupakan istri mendiang taipan Indonesia Athanasius Tossin Suharya, yaitu pendiri grup Baramulti yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batu bara. Suharya meninggal pada tahun 2020 di usia 77 tahun.

Meskipun harta kekayaannya turun US$ 13 juta, namun saat ini Ghan Djoe Hiang masih memiliki harta kekayaan mencapai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,7 Triliun.

Suharya memulai grup pada tahun 1971 dengan mendirikan PT Ensicon Indonesia, kontraktor umum, dan melakukan diversifikasi ke perdagangan batubara pada tahun 1988.
Baramulti Group saat ini memiliki 11 konsesi batu bara di Kalimantan dan Sumatera, Indonesia.

Ghan Djoe Hiang masuk ke daftar urutan 2.540 orang terkaya di dunia dan urutan 41 orang terkaya di Indonesia.

4. Haryanto Tjiptodihardjo

Ilustrasi uang dolar

Photo :
  • vstory

Haryanto Tjiptodiharjo menjalankan perusahaan terdaftar Impack Pratama Industri, didirikan pada tahun 1981 oleh ayahnya Handojo. Berkantor pusat di Jakarta, perusahaan memproduksi bahan konstruksi berbasis polimer seperti atap, lantai, dan pipa. Ini juga mengoperasikan lokasi manufaktur di Australia, Malaysia, Selandia Baru dan Vietnam.

Haryanto bergabung dengan perusahaan pada tahun 1986 setelah lulus dengan gelar MBA dari Universitas Woodbury di AS. Dengan kekayaan mencapai US$ 1 miliar, ia menempati urutan ke 2.606 orang terkaya di dunia dan ke 45 di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya