Keluarga Ungkap Asal Usul Uang Ratusan Juta di Rekening Penembak Kantor MUI, Bantah Dana Teroris

Penembakan di kantor MUI
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional – Pihak keluarga Mustopa (60), pelaku penembakan kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), buka suara terkait saldo rekening Mustopa yang mencapai ratusan juta rupiah.

Viral KFC Dituding Sertifikat Halalnya Dicabut MUI, Ini Faktanya

Beredar isu, uang ratusan juta rupiah di rekening Mustopa diduga berasal dari kelompok teroris. Innifarizat (38), menantu Mustopa, membantah keras kabar itu.

Menurut dia, uang Rp 200 juta yang pernah masuk ke rekening Mustopa adalah uang suaminya Herdiansah (39), yang merupakan anak pertama Mustopa. Uang itu ditransfer Herdiansyah ke Mustopa untuk membeli sawah.

MUI Sebut Calon Bupati Mesuji Eksploitasi Agama Usai Gunakan Janji Surga untuk Raih Suara

"Terkait rekening Rp 200 juta, sebenarnya itu uang anaknya, uang suami saya. Kami transfer melalui dia hanya untuk membayar sawah seharga Rp 200 juta," ujar Innifarizat, dikutip Jumat, 5 Mei 2023.

Kronologi Serangan Teroris di Fasilitas Dirgantara Turki

Innifarizat mengatakan, suaminya adalah seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan. Herdiansah berada di Negeri Ginseng sejak tahun 2014. Gaji pokoknya sebagai buruh di sana sebesar Rp 30 juta per bulan.

Menurut Innifarizat, suaminya mengirim uang ke rekening Mustopa jika ada keperluan saja. Misal ingin membeli sawah, mobil atau motor baru mengirim uang ke rekening ayahnya.

"Dana teroris ga benar. Almarhum ini orang biasa. Bermasyarakat biasa saja. Dia orang baik. Salat 5 waktu ga pernah tinggal. Puasa. Jadi yang dinamakan teroris dari bidang apa? Sedangkan dia sehari-harinya dia bermasyarakat biasa-biasa saja," tegasnya.

Mengenai klaim Mustopa sebagai wakil nabi, Innifarizat membenarkan kabar itu. Dia mengatakan, mertuanya itu merasa jadi wakil nabi berdasarkan mimpi.

Penembakan di kantor MUI

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Sedangkan pihak keluarga, kata Innifarizat, tidak ada yang membenarkan klaim Mustopa itu. Bahkan anak-anak Mustopa selalu mengingatkan ketika ayahnya mulai bercerita dirinya adalah wakil Nabi Muhammad SAW.

"Jika dia bercerita tentang itu, anak-anaknya ga mau mendengar lagi. Dia marah. Dia bilang kalau kalian merasa malu jangan anggap saya orang tua kalian," cerita Innifarizat.

Kini pihak keluarga berharap aparat berwajib bisa memulangkan jenazah Mustopa secara layak karena akan segera dimakamkan di pemakaman keluarga.

"Saya mohon ya sama pihak berwajib, Polri, Ketua MUI, saya mohon pulangkan orang tua saya dengan layak, karena akan segera kami makamkan di pemakaman keluarga. Kasihan," ujar Innifarizat sambil menangis.

Laporan Pujiansyah/tvOne Lampung

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya