Pilot Susi Air Mau Ditembak Mati, Begini Respons Satgas Damai Cartenz

Pilot Susi Air Philip di tengah anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menyanderanya sejak 7 Februari di Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Nasional – Satgas Damai Cartenz mengaku sedang menyelidiki ihwal video dari pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, yang mengancam akan menembak pilot Susi Air, Kapten Philips Max Marten.

Balon Udara Muncul di Ketinggian 9.000 Feet, AirNav Semarang Minta Pilot Waspada

"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan tentang video yang beredar," kata Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2023, Kombes Donny Charles Go kepada wartawan, Sabtu, 27 Mei 2023.

Donny menjelaskan, pihaknya juga akan menggandeng sejumlah ahli untuk mendalami isi video tersebut.

Freeport Indonesia Setor Rp 3,35 Triliun Bagian Daerah dari Keuntungan Bersih 2023

"Gunakan ahli juga untuk mengetahui detail tentang videonya," ujarnya.

PYCH Binaan BIN Buat Kegiatan Rutin di Papua: Pengembangan Wisata hingga Usaha

Lebih lanjut, Donny enggan berkomentar lebih soal munculnya video tersebut karena isu gagalnya negosiasi dengan pihak KKB terkait pembebasan Kapten Philips. Donny hanya menyebut jika saat ini pihaknya tengah mendalami video yang tersebar tersebut.

"Masih fokus ke video dulu," tegasnya.

Sebelumnya, beredar video Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya yang mengancam akan menembak pilot Susi Air, Philips Max Marten yang disandera sejak beberapa bulan lalu.

Dalam video berdurasi 1 menit lebih 11 detik itu, Egianus mengatakan, mereka memberi waktu dua bulan kepada negara untuk bernegosiasi terkait pembebasan Kapten Philip Mark Mertens yang berkenegaraan Selandia Baru.

"Kalau tidak ada pembicaraan, maka kami akan tembak Pilot," kata Egianus dalam video tersebut.

Dalam video yang dirilis kelompok pemberontak itu, tampak kondisi Capten Philips Max Marten sambil memegang bendera bintang kejora.

Dalam kesempatan bicara, Marten mengatakan para separatis ini menginginkan negara selain Indonesia untuk terlibat dalam dialog tentang kemerdekaan Papua.

"Negara yang lain, jika tidak bicara dengan Indonesia dalam waktu dua bulan, mereka akan tembak saya," kata Marten dalam video.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya