Mendagri Tito Ingatkan 46 Pemda Bisa Lakukan Pengendalian Inflasi

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
Sumber :
  • istimewa

Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memperhatikan angka inflasi secara nasional per Mei 2023 yang relatif terkendali sebesar 4 persen. Ia menyoroti kondisi inflasi masih beragam di beberapa daerah, bahkan ada yang di atas angka nasional.

ADB Proyeksikan Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik Tumbuh 4,9 persen pada 2024

Tito pun mengingatkan agar pemerintah daerah (pemda) yang angka inflasinya masih tinggi segera melakukan langkah pengendalian. Dia mengatakan demikian karena kondisi itu akan banyak berpengaruh terhadap situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, terlebih di tahun politik.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan pada bulan Mei 2023 sebesar 4 persen. Angka ini menurun dibanding pada bulan April 2023 sebesar 4,33 persen,” kata Tito dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Kemendagri), Jakarta, dikutip pada Rabu, 7 Juni 2023.

Sebut Pemilu Hampir Selesai, Tito Karnavian Serukan "Kita Move On"

Dia menyebut sambil memperlihatkan grafik bahwa dari bulan ke bulan naik pada April sebesar 0,33 persen. Lalu, pada April ke Mei memperlihatkan penurunan.

"Seperti lihat di grafik, itu turun ke angka 0,09 persen dari bulan April ke bulan Mei, ini artinya inflasi di Indonesia secara umum relatif terkendali," lanjut eks Kapolri tersebut.

7 Tempat Paling Terlarang untuk Didatangi Turis di Dunia, Ada Pulau Sentinel dan Area 51

Menteri

Photo :
  • 1482493

Tito menambahkan Presiden Jokowi sudah mengetahui informasi mengenai perkembangan laju inflasi tersebut. Kata dia, Jokowi, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang turut terlibat dalam pengendalian inflasi.

Dia bilang pengendalian inflasi tersebut merupakan kerja sama pemerintah pusat dan seluruh pemda. Ia menambahkan, pengendalian inflasi ini penting karena merupakan tanggung jawab moral kepada masyarakat.

"Karena dengan terkendalinya barang dan jasa artinya terjadi keterjangkauan harga dan ketersediaan yang cukup untuk barang dan jasa terutama makanan, minuman, dan lain-lain yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat kita," jelas Tito.

Lebih lanjut, dia menambahkan dengan capaian pengendalian inflasi maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan pelaksanaan program-program pembangunan. Dia bilang inflasi yang terkendali akan menguntungkan pemerintah pusat dan seluruh daerah.

"Ini adalah kinerja daripada teman-teman di daerah semua, karena masyarakat juga pasti akan merasakan kenyamanan kalau semua harga barang dan jasa terkendali," tuturnya.

Kemudian, ia menyebut, penurunan inflasi mesti dilakukan secara bertahap. Sebab, Indonesia bukan hanya negara konsumen tapi juga produsen. Maka itu, bila harga menurun secara drastis maka akan membuat produsen komoditas seperti petani dan peternak merugi.

Namun, Tito menekankan inflasi juga tidak boleh tertalu tinggi. Pemerintah menargetkan angka inflasi secara bertahap menurun menjadi 2 hingga 3 persen.

“Sehingga kita berharap ke depan ini akan terus turun dalam hitungan nol koma sekian persen, jangan langsung jatuh ke dua persen misalnya,” jelasnya.

Tito lalu menyinggung kondisi inflasi di Kabupaten Pangandaran yang masuk kategori inflasi tinggi.
Dia mengingatkan agar jajaran Kemendagri perlu kroscek ke daerah tersebut untuk mengetahui persoalan sekaligus menemukan solusinya.

Dia menyebut selain Kabupaten Pangandaran, ada Kota Cimahi yang mengalami kenaikan harga cabai merah.

“Padahal di daerah-daerah lain cabai merahnya terkendali, tapi ini masih terjadi kenaikan, daerah yang subur, dikelilingi oleh banyak produsen cabai, tapi cabai masih penyumbang inflasi di Cimahi,” ujarnya.

Kemudian, ia menambahkan beberapa daerah lainnya yang angka inflasinya tinggi seperti di Mukomuko dan Bengkulu Utara. Dia bilang daerah dengan kondisi inflasinya masih tinggi perlu mendapat atensi.

“Yang masuk dalam daerah-daerah tinggi tadi tolong diatensi, ada 46 kota yang mengalami inflasi di atas inflasi nasional, meskipun ada yang tinggi," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya