Eropa Akui Ada Diskriminasi Terhadap Muslim

Umat Muslim di Beijing, China, menunaikan ibadah Shalat Jumat
Sumber :
  • AP Photo/Greg Baker

VIVAnews - Uni Eropa akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk meningkatkan dialog dan kerjasama antara Dunia Islam dengan masyarakat Eropa. Dengan demikian, skeptisme di antara Islam dan Eropa diharapkan akan berkurang, serta terciptanya hubungan yang harmonis di antara keduanya.

Saat ini, Uni Eropa mengakui masih ada diskriminasi terhadap muslim di Eropa. Salah satunya adalah pelarangan terhadap menara masjid di Swiss.

"Pelarangan menara masjid termasuk pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini juga sudah dilaporkan ke Strasbourg (The European Court of Human Rights," kata Agata S. Nalborczyk, akademisi dari Universitas Warsawa, dalam seminar "Islam in A Globalising World" di Jakarta, Rabu 30 Juni 2010.

Sedangkan, mengenai sejumlah negara yang memberlakukan pelarangan jilbab, Uni Eropa berpendapat itu merupakan masalah penerapan hukum masing-masing negara. Misalnya, Prancis yang memberlakukan pelarangan penggunaan simbol-simbol agama di ruang publik.

"Harus diketahui hukum di Prancis bukan hukum yang baru. Tidak hanya untuk hijab muslim, tapi juga simbol-simbol agama lain. Ini hukum yang telah diterapkan di Prancis sejak lama," kata Agata.

Selain itu, Eropa juga mengakui masalah terbesar yang meregangkan hubungan keduanya adalah ekstrimisme. "Ini bukan tentang Islam melawan Eropa, tapi ekstrimisme melawan pluralisme," kata Mike Hardy, Koordinator Wilayah Program Dialog Lintas Budaya dari British Council.

Silvia Escobar, Duta Besar untuk Tugas Khusus bidang Hak Asasi Manusia, Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Spanyol, menilai Eropa tidak pernah menganggap ekstrimisme bagian dari Islam. "Setiap budaya punya identitas dan nilai, demikian juga Islam. Ekstrimisme jelas bukan budaya Islam," ucap Silvia.

Sedangkan, Duta Besar/Kepala Delegasi Uni Eropa Julian Wilson mengakui, ekstrimisme juga terdapat di masyarakat Eropa. Karena itu Uni Eropa juga belajar dari Indonesia dalam menangani ekstrimisme.

"Melalui berbagai cara. Penegakan hukum, hak asasi, dan cara-cara lain yang bersifat dialog," kata Julian. (umi)

Putri Anne Blak-blakan Belum Bisa Move On dari Arya Saloka?
Syahrini

Syahrini Diduga Hamil, Sudah Masuk Usia 7 Bulan

Awalnya admin akun gosip tersebut menyoroti perbedaan foto yang tiap kali diunggah Syahrini dengan foto paparazi yang didapatkan netizen itu.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024