- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Jelang Munas Himpunan Kerukunan Tani Indonesia yang akan digelar di Bali 12 Juli mendatang, sejumlah petinggi Dewan Pimpinan Nasional dan Dewan Pimpinan Pusat mendesak agar pemilihan ketua umum HKTI mendatang tak dilakukan secara aklamasi.
Desakan itu karena banyaknya calon ketua umum yang muncul menjelang berakhirnya kepemimpinan Prabowo Subiyanto. Selain incumbent Prabowo dan Sutiyoso, salah satu calon kuat menduduki posisi nomor satu, yaitu Oesman Sapta.
Hal itu diperkuat dengan adanya indikasi dukungan dari 22 DPP yang melakukan pertemuan forum komunikasi ketua HKTI di Hotel Ritz Charlton 27 Juni lalu.
Herri Suginaryo, Ketua DPP Jawa Timur, Jumat 2 Juli 2010, mengungkapkan munculnya nama Oesman bukanlah satu hal yang mengherankan, mengingat dirinya memang akrab dengan kalangan petani. Oesman yang merupakan mantan wakil ketua MPR-RI dari Unsur Fraksi Utusan Daerah 2002-2004 sempat menjabat sebagai ketua asosiasi perdagangan jeruk wilayah kalimantan barat pada tahun 1988.
"Sudah ada 280 dari total 550 Dewan Pimpinan Kabupaten Kota yang menghendaki Oesman maju. Kami meyakini angka tersebut sudah di atas 50%. Pemilihan ketua umum Jangan sampai tidak demokratis apalagi aklamasi," tegasnya.
Herri menambahkan, meski telah mengangkat nama HKTI, namun kepemimpinan Prabowo tak sepenuhnya dianggap sesuai dengan yang diharapkan. Banyaknya aturan protokoler atau kepentingan memunculkan kesan Prabowo adalah sosok yang sulit ditemui, bahkan oleh ketua DPP sekalipun. "Bagaimana aspirasi petani dapat disampaikan jika untuk bertemu saja sulit," tanyanya.
Dia berharap jika nanti di bawah kepimpinan Oesman, HKTI bisa merubah nasib petani yang sampai saat ini masih jauh dari kesejahteraan. "Kita mencari figur baru pemimpin. Yang mengerti susahnya hidup di sawah, Oesman dinilai tepat, karena mempunyai pengalaman dalam bisnis pertanian, merakyat, egaliter, tidak protokoler, visioner untuk petani," ujarnya mengakhiri perbincangan. (umi)
5 Artis Cantik Warisi Darah Biru, dari Sumedang Larang hingga Mangkunegaran
Banyak selebriti Indonesia memiliki latar belakang keturunan bangsawan atau keturunan dari keluarga kerajaan. Para keturunan ini kerap disebut sebagai pewaris darah biru.
