VIVAnews - Abdul Hadi (50) harus rela menerima keadaan sekujur tubuhnya dipenuhi bintilan besar dan kecil seperti penyakit kutil. Warga Desa Buduk Sempadang, Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat itu sudah menderita penyakit aneh sejak usianya masih dua belas tahun.
“Saya tak menyangka kalau penyakit ini terus berkembang biak sampai saat ini, ” kata dia saat ditemui di rumahnya, Jumat 16 Juli 2010.
Yang membuatnya aneh, saat digaruk, bentolan itu mengeluarkan darah. Hal itu membuat Abdul Hadi semakin takut dan cemas. Dia sudah berusaha berobat ke dokter guna menyembuhkan penyakit anehnya itu. “Saya hanya diberikan obat sekedarnya saja oleh dokter,” kata Abdul
Pernah dia diperiksa oleh dokter ahli di rumah sakit, namun menurut hasil pemeriksaan, dirinya menderita penyakit TBC kulit.
“Saya tak mengerti penyakit apa itu karena saya orang kampung,” ujarnya. Namun dia berharap untuk bisa sembuh dari penyakit yang sudah lama dia derita. Menurutnya, harapan untuk sembuh selalu ada dalam hati.
Abdul Hadi yang telah memiliki istri dan dikaruniai tiga orang anak itu kesehariannya diisi dengan bertani dan pergi keladang. Meskipun sakit dia rasakan, namun rasa itu tidak lagi dia pedulikan.
“Yang terpenting saya bisa menjalankan aktivitas sehari-hari,” kata Abdul Hadi yang juga seorang ketua rukun tetangga dilingkungannya.
Warga sekitar, kata Abdul Hadi, tidak pernah mengejek atau memandang rendah dia. “Warga disini sudah terbiasa dengan pemandangan yang ada dalam tubuh saya, ” ungkapnya. Dia juga tidak merasa minder atau rendah diri untuk menjalani hidup kehariannya itu.
Ketika ditanya apakah ada upaya dari pemerintah setempat untuk membantu guna menyembuhkaan penyakit anehnya itu. Dia menjawab belum ada perhatian yang serius dari pemerintah setempat.
“Saya pasrah saja pada Tuhan. Semuanya telah terjadi,” katanya.
Laporan: Aceng Mukaram | Sambas
Hormati Putusan MK, Ganjarist: Pertarungan Pilpres Sudah Selesai Namun Perjuangan Kami Belum
Usai Pilpres 2024, Ganjarist berjanji akan terus mengawal pemerintahan dan tetap kritis terhadap keputusan yang tak berpihak kepada rakyat.
