- Zainul Arifin | Surabaya Post
VIVAnews - Masyarakat Indonesia belum paham konsep rujukan tentang kesehatan, padahal manfaatnya sangat besar terhadap pembangunan masyarakat. Masyarakat seringkali ketika sakit langsung dibawa ke dokter spesialis.
Hal tersebut disampaikan Subagyo Partodihardjo Anggota Komisi IX DPR dari F-PD saat Rapat Dengar Pendapat Umum Panitia Kerja Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar dan Sistem Rujukan Komisi IX dengan Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat dan Dirjen Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 21 Juli 2010.
Dalam RDPU Komisi IX yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IX Nizar Shihab, Subagyo menyatakan bahwa sistem rujukan belum dipahami dengan baik dan benar bahkan oleh petugas kesehatan baik di rumah sakit maupun Puskesmas. “Oleh karena itu, selain peraturan perundang-undangan yang sudah ada, perlu petunjuk teknis tertulis bagi petugas kesehatan di rumah sakit maupun puskesmas,” ujar Subagyo dilansir laman DPR.
Dijelaskan Subagyo bahwa perlu ada upaya-upaya yang jelas kepada masyarakat tentang perlunya sistem rujukan. “Jangan sampai hanya karena mata merah masyarakat langsung ke dokter spesialis mata, padahal di puskesmas saja bisa sembuh tidak perlu ke rumah sakit,” katanya.
Sementara Anggota Komisi IX dari F-PDIP Surya Chandra menyatakan bahwa sistem rujukan telah diabaikan karena konsep rujukan berdasarkan Kepmenkes Tahun 1972 tidak pernah diperbaharui. “Tugas komisi IX di sistim pelayanan kesehatan sangat berat yakni menyamai sistem usaha kesehatan,” ujar Surya. “Jika tidak mempunyai visi yang sama maka rujukan ini tidak akan berjalan."
Sedangkan Dian Syakhroza Anggota Komisi IX dari F-PD menyatakan konsep rujukan sebenarnya sudah mempunyai dasar hukum yang banyak namun belum berjalan sebagaimana mestinya. “Banyak masyarakat malas ke puskesmas, mereka biasanya langsung pergi ke rumah sakit untuk mengobati penyakit yang bisa ditangani oleh puskesmas,” ujar Dian.
“Karena di puskesmas obat yang diberikan itu-itu saja, jika sakit yang berbeda diberikan obat yang sama. Bahkan Dokter kadang-kadang harus menyesuaikan dengan obat yang ada. Jadi hanya obat yang tersedia di puskesmas yang diberikan ke pasien,” katanya. (hs)