- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Nahdlatul Ulama (NU) menentang keras aksi teroris yang berencana melakukan sejumlah aksi teror kekerasan. NU mempertegas, Islam tidak mengajarkan kekerasan untuk menyebarkan agama.
"Tidak boleh ada kekerasan dalam agama. Jadi kalau ada kelompok melakukan tindakan kekerasan, itu bukan melaksanakan perintah agama," kata Ketua Umum Pengurus Besar NU Said Aqil Siradj kepada VIVAnews.
Said Aqil enggan menyebut nama-nama mereka yang diduga terlibat dalam kasus teroris. Tetapi, NU menegaskan, Islam sama sekali jauh dari aksi-aksi kekerasan.
"Agama itu dakwah. Mengajak, menawarkan, bukan sebaliknya. Kecuali, kita dalam kondisi ditindas. Misalnya, kitab suci Al Quran dihina dan diacak-acak, masjid di hina, itu semua harus kita lawan," tegas dia.
Said mengambil contoh ajakan yang diajarkan Islam. Bila ada orang yang melakukan maksiat, berjudi dan sejenisnya sebaiknya diberi pencerahan. Bukan langsung melakukan tindakan kekerasan.
"Yang berhak melakukan kekerasan adalah polisi atau negara. Polisi itu dibenarkan melakukan tindakan kekerasan demi hukum. Biarkan aparat hukum bekerja," kata Said Aqil.
Seperti diketahui, polisi baru membekuk delapan terduga teroris di daerah Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Menurut polisi, para terduga teroris itu sudah menyiapkan rencana untuk menyerang hotel-hotel dan sejumlah kedutaan besar.
Teroris juga sudah menyiapkan bom mobil dan bom berdaya ledak tinggi untuk aksinya. Dalam rangkaian penangkapan, polisi juga membekuk Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir. Ba'asyir diduga mendanai operasional kamp militer teroris di Aceh. (umi)
Terpopuler: Tanda Kiamat Menurut Gus Baha, Kebaya Mahalini Jadi Sorotan
Sejumlah berita di kanal Lifestyle sukses mencuri perhatian. Terutama soal tanda-tanda kiamat masih jauh yang dibeberkan oleh Gus Baha, yang ditandai dengan 3 hewan.
