Nelayan Malaysia: Kami Diperlakukan Baik

Kapal Perang TNI
Sumber :
  • Antara/ Eric Ireng

VIVAnews - Tujuh nelayan Malaysia yang ditahan lima hari di Pulau Batam telah kembali ke Malaysia.

Mereka tiba di Dermaga Stuloang dengan menumpang feri 'Pintas Samudra' sekitar pukul 11.20 waktu setempat -- sebelum diantar dengan mobil polisi untuk bertemu dengan keluarganya. Sejumlah pejabat kepolisian lokal Malaysia menyambut kepulangan mereka.

Salah satu nelayan, Mulimin Mahmid (53), mengaku sangat gembira dan berterima kasih pada pemerintah Malaysia yang membantu pembebasan mereka.  Juga pada pemerintah Indonesia yang memperlakukan mereka dengan baik selama masa penahanan.

"Di pikiranku saat ini hanya ingin bertemu dengan keluarga. Saya terpukul dengan apa yang terjadi, saya tak tahu apakah saya akan melanjutkan pekerjaan saya sebagai nelayan," kata Mulimin seperti dimuat situs Bernama, Selasa 17 Agustus 2010.

Nelayan yang lain, Chong Ah Choi (58), mengaku makan melanjutkan profesinya sebagai nelayan. "Sudah 30 tahun saya menjadi nelayan, tak ada pekerjaan lain yang bisa saya lakukan," kata dia.

Selain Mulimin dan Chong, lima nelayan lain yang ditangkap kapal patroli Kelautan dan Perikanan adalah Boh Kee Soo (63) Roszaidy Akub (29), Faisal Mohamad (39), Ghazali Wahab (41) dan Lim Kok Guan (32).

 KPU Minta MK Tolak Tudingan Suara Nasdem Berkurang dan Golkar Bertambah di Jabar 1

Pembebasan ini menyusul insiden saling tangkap di perairan Pulau  Bintan Jumat 13 Agustus 2010. Malaysia menangkap tiga staf Kementerian Kelautan dan Perikanan ditangkap karena diduga memasuki perairan Malaysia di Kota Tinggi.

Sebelumnya, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato' Syed Munshe Afdzaruddin Bin Syed Hassan, dua negara telah bersepakat menyatakan pembebasan tiga petugas Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan tujuh nelayan Malaysia.

"Nelayan dipulangkan dan tiga orang Indonesia juga dipulangkan. Ini hanya isu kecil yang bisa dilakukan dengan persahabatan serumpun," kata Syed usai menghadiri Upacara HUT RI ke-65 di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 17 Agustus 2010.

Menurut Syed, nelayan yang ditangkap petugas DKP hanyalah nelayan tradisional. Sebelum ditangkap petugas RI, mereka tengah mencari ikan di Selat Malaka yang merupakan wilayah sempit.  "Jadi ini bukan masalah serobot menyerobot."

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview

Menkes Ungkap Alasan Tingkat Stunting Indonesia Baru Turun 0,1 Persen

Menteri Kesehatan mengungkapkan alasan di balik angka prevalensi stunting di Indonesia baru turun 0,1 persen, dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024