- doc Corbis
VIVAnews - Stok ikan menjelang, pada saat, dan sesudah lebaran dinilai dapat mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Demikian dinyatakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, dalam acara Chief Editors Meeting di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Selasa, 31 Agustus 2010.
Fadel menyatakan kecukupan ikan selama lebaran dikarenakan sebagian besar pedagang ikan telah menyiapkan persediaan ikan pada cold storage untuk menghindari terjadinya kenaikkan permintaan dan berkurangnya pasokan ikan. Seperti di beberapa kota terjadi peningkatan penawaran untuk produk olahan kaleng di Serang, Bandung, dan Yogyakarta.
Menurut Fadel, selama bulan ramadhan, suplai ikan segar maupun olahan dari nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan ke pasar tradisional maupun modern, mengalami penurunan. Fadel mencontohkan ketersedian ikan di pasar Jakarta, Serang, dan Bandung cenderung menurun 20 hingga 30 persen namun dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pada saat lebaran.
Sedangkan untuk pasar Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta masih relatif aman dan stabil. Stabilitas ketersediaan ikan pada saat lebaran tidak lepas dari dominasi daging dan ayam sebagai menu untuk peringatan hari raya keagamaan tersebut.
“Ikan masih belum menjadi menu pilihan pada saat lebaran, sehingga kampanye gemar makan ikan harus terus dilakukan di berbagai daerah”, tambah Fadel.
Apabila dibandingkan dengan menu lainnya seperti daging yang memerlukan ritual khusus dalam penyembelihan, ikan secara nutrisi lebih unggul serta sesuai untuk balita hingga manula. Ketersediaan omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat seperti: tumbuh kembang bayi lebih cepat, anak balita lebih aktif dan cerdas, serta terhindar dari beberapa penyakit.
Ikan juga membutuhkan hanya sedikit energi untuk memasaknya, berbeda dengan daging yang membutuhkan lebih banyak energi. Segmen ikan juga beragam, artinya ikan dapat memenuhi berbagai kelompok masyarakat.
Di samping itu, ikan tersedia sepanjang tahun di seluruh wilayah Indonesia, sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan telah berkembang serta harga beberapa jenis ikan relatif lebih murah dari daging sapi.
“Daging sapi kan masih belum swasembada, dengan sentra produksi yang masih terbatas maka Indonesia saat ini masih mengimpor 30 persen kebutuhan sapi dalam negeri,” kata Fadel. (sj)