- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews -- Kapolri Jenderal Pol bambang Hendarso Danuri merasa prihatin dengan terjadinya kerusuhan antara polisi dengan warga di Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah Kemarin. Kapolri menganggap kerusuhan ini sebagai tragedi.
Demikian disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Iskandar Hasan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 1 September 2010.
"Kapolri melihat kejadian ini memprihatinkan. Ini tragedi," kata
Iskandar.
Keprihatinan Kapolri itu disebabkan kerusuhan itu terjadi antara warga
dengan anggotanya. Terlebih, kata dia, kerusuhan ini memakan banyak korban jiwa dari masyarakat. "Ini sampai lima," kata dia.
Dia mengatakan dari kelima korban tewas itu empat diantaranya telah
berhasil diidentifikasi. Mereka adalah Arfan, Ridwa, Ling, Amran. "Dan satu korban lagi belum jelas identitasnya," kata dia.
Untuk segera mengusut kasus kerusuhan itu, Kapolri hari ini langsung
memerintahkan Wakapolri, Komjen Yusuf Manggabarani untuk memimpin tim investigasi ke Biau.
"Dengan kejadian ini Kapolri memerintahkan Wakapolri turun ke sana hari ini didampingi propam, intelijen, dan serse," kata dia.
Kerusuhan dipicu tewasnya seorang tahanan bernama Asmir di Polsek Biau. Pelaku penabrakan itu diduga gantung diri.
Namun, masyarakat menduga Asmir tewas karena dianiaya oleh polisi di tahanan. Sehingga, pada pukul 21.30 WIB terjadi penyerangan kantor Polsek Biau oleh sekitar 500 orang. (umi)