INFOGRAFIK: Legacy Jokowi, Hilirisasi Menuju Indonesia Bisa Berdikari

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

Jakarta, VIVA – Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia tengah mengalami transformasi besar dalam sektor industri, terutama melalui hilirisasi sumber daya alam.

Calon Gubernur Paling Kaya Ini Tewas, Jangan Kaget Lihat Koleksi Mobilnya

Hal ini terlihat jelas dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam sumber daya nikel dan bauksit. Dengan cadangan nikel mencapai 17,7 miliar ton bijih, Indonesia kini menjadi salah satu penghasil nikel terbesar di dunia, dengan 177 juta ton logam cadangan.

Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah saat ini menarik perhatian investor global berkat sumber daya nikel yang melimpah. Pada tahun 2023, Sulawesi Tengah menjadi tujuan utama investasi asing dengan nilai mencapai 7,2 miliar dolar AS dan mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 20,49%.

Sherly Tjoanda Diusulkan Jadi Pengganti Benny Laos Jadi Cagub Maluku Utara

Sementara itu, Maluku Utara juga menunjukkan performa yang mengesankan dengan investasi sebesar 5,0 miliar dolar AS dan pertumbuhan ekonomi 11,91%.

Kemenhub Kerahkan KNKT Selidiki Penyebab Terbakarnya Speedboat yang Ditumpangi Benny Laos

Dinamisnya kondisi eksternal, termasuk perubahan geopolitik dan dampak pandemi COVID-19, telah menciptakan peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi, terutama dalam sektor pertambangan.

Dengan adanya proyek hilirisasi yang sudah terwujud, seperti pabrik baterai kendaraan listrik hasil kolaborasi Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution di Karawang, nilai investasi mencapai 1,1 miliar dolar AS, yang diharapkan dapat memproduksi 150.000 kendaraan listrik per tahun.

Berbagai proyek smelter juga sedang dibangun untuk meningkatkan kapasitas produksi dan nilai tambah dari sumber daya alam. Contohnya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Sumbawa Barat menginvestasikan Rp 21 triliun untuk mengolah konsentrat tembaga, sedangkan PT Freeport Indonesia di Gresik mengucurkan Rp 56 triliun untuk meningkatkan pengolahan konsentrat tembaga dan menghasilkan katoda tembaga.

Informasi lengkapnya, simak Infografik di bawah ini:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya