Program Makan Bergizi Gratis Indonesia Jadi Sorotan Profesor Jepang
- Viva/Helsa Alvina
Indonesia, VIVA – Profesor Naomi Aiba dari Kanagawa Institute of Technology, Jepang, memberikan pujian kepada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia.
Pujian ini disampaikan pada seminar Shokuiku: Nutrisi dan Edukasi dalam Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia, yang diadakan di Hotel Westin Jakarta Selatan pada Kamis, 13 Januari 2025.
Dalam seminar tersebut, Prof. Aiba menyoroti keunggulan program MBG Indonesia yang tidak membebankan biaya kepada orang tua siswa.
Profesor Naomi Aiba dari Kanagawa Institute of Technology Jepang
- Viva/Helsa Alvina
"Jika dibandingkan dengan Jepang, Indonesia lebih hebat karena menyediakan free meal. Di Jepang, kami masih harus bayar," kata Aiba.
Saat ini, di Jepang, orang tua siswa, khususnya yang bersekolah di tingkat dasar dan menengah, masih diwajibkan untuk membayar sekitar 250 Yen (sekitar Rp24.400) per makanan per siswa.
"Untuk satu orang siswa, orang tua harus membayar sekitar 250 Yen per makanan," ucapnya.
Bahkan, pemerintah Jepang masih melakukan pembicaraan untuk menentukan apakah program makan gratis bisa diterapkan di seluruh negara seperti yang ada di Indonesia.
Namun, meski begitu, ada beberapa daerah di Jepang yang sudah menyediakan makan siang gratis untuk siswa, meskipun belum merata di seluruh wilayah.
“Sebenarnya di Jepang sendiri, masih ada beberapa daerah yang pemerintahnya menyediakan makan siang yang gratis. Tapi di Jepang sendiri belum merata, masih hanya daerah-daerah tertentu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Aiba menjelaskan bahwa program makan siang ini dimulai secara bertahap di Jepang setelah mendapatkan dukungan dari UNICEF untuk menyusun kebijakan yang tepat.
“Kalau negara Jepang dimulai dari jaman dulu step-by-step dan ada terhenti pada saat terjadi makan siang di Jepang. Jadi, setelah perang baru setelah itu terjadi undang-undang yang dibuat setelah adanya bantuan UNICEF,” ujar Aiba.
Sementara itu, di Indonesia, program Makan Bergizi Gratis resmi dimulai pada 6 Januari 2025 di beberapa wilayah. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, Hasan Nasbi, berharap target 937 dapur MBG bisa tercapai pada akhir Januari 2025.
Hingga akhir tahun 2025, diharapkan jumlah dapur MBG dapat mencapai 5.000 dan melayani hingga 20 juta penerima manfaat, yang meliputi peserta didik dari PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.