Pemda Diminta Turun Tangan Usai Warga Jadi Korban Pagar Laut Tangerang

Pagar laut di Tangerang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)

Jakarta, VIVA - Masyarakat pesisir Kabupaten Tangerang harus membayar mahal imbas kasus pagar laut. Sebab percepatan pembangunan telah terhambat di wilayah tersebut. 

Pagar Laut Tangerang Dibongkar Kembali, KKP Turunkan Alat Berat

Tokoh Masyarakat Tangerang Raya, Ibnu Jandi mengungkapkan, akibat adanya pagar laut ilegal ini menyebabkan stagnasi dalam sektor-sektor vital, peningkatan taraf hidup masyarakat pesisir. Akibatnya, dampak sosial dan ekonomi semakin terasa di kalangan masyarakat yang telah lama menantikan kemajuan tersebut.

"Kita boleh marah atau kesal, kita harus melihat dampaknya. Dampak yang lebih besar adalah terhambatnya kecepatan pembangunan di Kabupaten Tangerang, khususnya di wilayah Pantura," ujar Ibnu dalam keterangannya Minggu, 9 Maret 2025.

Berkas Tersangka Eks Kades Kohod Dikembalikan ke Polisi, Ini Alasan Kejagung

Proses pencabutan pagar bambu yang berada di laut tangerang

Photo :
  • VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)

Menurut Ibnu, ada sejumlah konsekuensi besar akibat terlambatnya pembangunan proyek ini. Di antaranya pemekaran wilayah Tangerang Utara yang menjadi harapan besar bagi masyarakat yang terancam tertunda, serta sektor ekonomi yang tidak berkembang sebagaimana mestinya. 

Polisi Ungkap Tersangka Kasus Pemalsuan 93 Sertifikat Pagar Laut di Bekasi Raup Untung Miliaran Rupiah

"Harapan untuk membuka lapangan pekerjaan hilang begitu saja. Pada akhirnya yang rugi adalah pemerintah-pemerintah juga. Seharusnya, pemerintah berpihak pada percepatan pembangunan, bukan terjebak pada masalah yang tidak jelas ujung pangkalnya, yang pada akhirnya merugikan semua pihak," jelasnya.

Dia menekankan, salah satu cara untuk mempercepat pembangunan adalah dengan melibatkan pihak ketiga atau pengusaha. Ia mencontohkan Kota Tangerang Selatan yang berhasil mempercepat pembangunannya dengan melibatkan sektor swasta. 

“Di Tangerang Selatan, hampir 70 persen percepatan pembangunan ditangani oleh pihak ketiga, bukan pemerintah. Kenapa di Kabupaten Tangerang tidak bisa mengikuti model ini?” ujarnya.

Oleh karenanya,  dia menilai bahwa keterlibatan swasta merupakan solusi untuk percepatan pembangunan melalui pemekaran wilayah. Hal iniuntuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Tangerang. 

“Percepatan pembangunan yang paling cepat terjadi melalui pemekaran wilayah, karena itu adalah janji masa depan,” terang Ibnu.

VIVA Militer: Pasukan Katak TNI AL robohkan pagar laut di Tangerang

Photo :
  • Istimewa/Viva Militer

Untuk itu, Ibnu berharap agar Bupati Tangerang Maesyal Rasyid segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan situasi ini. Jangan ada lagi jadikan kawasan pesisir sebagai 'anak tiri' Kabupaten Tangerang.

"Saya berharap Bupati Tangerang cepat mengambil sebuah tindakan penyelamatan ini. Pemda harus turun tangan. Pemda harus membela masyarakatnya, membela pembangunan, dan semua harapan masyarakat,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya