BGN Butuh Dapur Satelit untuk Program Makan Bergizi Gratis di Daerah 3T
- Istimewa
Kupang, VIVA -Â Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan mengatakan dibutuhkan dapur satelit untuk daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) yang sulit dijangkau agar pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) bisa tetap berjalan.
Hal ini disampaikan usai meninjau lokasi SPPG yang menjadi mitra BGN dalam mensukseskan program MBG di daerah 3T itu pada Rabu kemarin, 12 Maret 2025.
"Untuk SPPGÂ (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang ada di Desa Koa, ini akan melayani beberapa sekolah di desa-desa di kecamatan ini. Kalau yang desanya di seberang sungai bisa dibuatkan dapur satelit," kata Tigor dikutip pada Kamis, 13 Maret 2025.
Sejumlah siswa SDN 29 Pontianak menikmati hidangan makan bergizi gratis (MBG)
- VIVA.co.id/Destriadi Yunas Jumasani (Pontianak)
Dapur satelit itu nantinya, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk memasak makanan bergizi gratis untuk kemudian bisa diberikan kepada anak-anak di desa tersebut.
Tigor yakin walaupun kondisi infrastrukturnya masih belum memadai, namun pelaksanaan MBG di desa tersebut nantinya bisa dijalankan. "Kami yakin bisa dijalankan," ujar dia.
Hal ini karena antusias masyarakat yang sangat tinggi dengan Program MBG tersebut, lalu kemauan dari seluruh masyarakat di desa tersebut untuk membantu terlaksananya Program MBG di daerah itu.
Untuk mencapai ke Desa Koa, kata dia, butuh waktu sekitar empat jam perjalanan dari Kota Kupang. Selain itu harus melintasi jalur atau jalan yang belum sempurna serta Sungai Noelmina yang lebarnya mencapai kurang lebih dua kilometer.
Sekda Timor Tengah Selatan (TTS), Seperius Edison Sipa mengakui tantangan di kabupaten itu untuk penyelenggaraan MBG memang sangat berat, karena akses infrastrukturnya kurang sempurna.
"Apalagi kalau musim hujan, jika hujan di hulu pasti banjir akan sampai di sini. Jadi langkah dapur satelit untuk membantu desa-desa di seberang sungai bisa sangat membantu," pungkasnya.(Ant)