- Antara
VIVAnews - Langkah Komisaris Jenderal Timur Pradopo menuju kursi Kapolri diprediksi oleh Indonesia Police Watch (IPW) terjegal di Komisi III DPR. Pasalnya, Timur dikenal memiliki sejumlah catatan buruk selama menjabat di lingkungan kepolisian.
"Timur banyak sekali memiliki track record yang negatif. Catatan hitam milik Timur ini bisa ditolak oleh teman-teman di Komisi III DPR," ujar pengamat IPW Neta S Pane saat dihubungi Vivanews.com, Senin malam 4 Oktober 2010.
Diungkapkan oleh Neta, saat Timur menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat dia bertanggung jawab pada kasus pembunuhan Trisakti (1998), kemudian saat menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat, Timur juga tak berhasil mengungkap kasus pembunuhan pemilik Metro Garmen, perusahaan garmen terbesar di Asia Tenggara.
Terakhir, saat masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya sejumlah kasus pun bergulir, salah satu yang masih hangat dalam ingatan masyarakat adalah bentrokan di Jalan Ampera, Jakarta Selatan, yang memakan tiga korban jiwa.
"Pengamanan Jakarta tidak mampu ditangani oleh Timur. Ini yang nantinya menyebabkan akan ada tarik-menarik dari pihak partai politik (parpol) yang masing-masing memiliki kepentingan," urainya.
Dia menduga pengangkatan Timur Pradopo menjadi Komisaris Jenderal sekaligus Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan disinyalir ada permintaan dari pihak istana. "Ini baru pertama kali dalam sejarah. Naik jabatan dan langsung dilantik," kata dia. (sj)